Terduga Teroris yang Ditembak Mati Adalah Mertua dan Menantu, 17 Lainnya Diterbangkan ke Jakarta
Densus 88 Antiteror Polri mengamankan 20 terduga teroris di Makassar, Sulawesi Selatan. Dua tewas ditembak petugas, karena berusaha melawan, seorang luka-luka dan dalam perawatan, serta 17 dikirim langsung ke Jakarta.
Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Merdisyam dalam keterangannya mengatakan gabungan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri dan Brimob Polda Sulawesi Selatan menggerebek sebuah rumah di Cluster Biru Perumahan Villa Mutiara Kelurahan Bulurokeng Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Rabu (6/1) pagi. Dalam penggerebekan tersebut dua orang terduga teroris tewas ditembak, karena melawan petugas. Keduanya adalah MR dan SA.
"Pada saat dilakukan upaya penangkapan kedua pelaku (MR dan SA) melakukan perlawanan dengan masing-masing menggunakan sajam senjata parang dan senapan angin PCP, sehingga dilakukan tindakan tegas dan terukur," katanya, Rabu (6/1).
Usai melakukan penembakan terhadap MR dan SA, polisi pun melakukan penggeledahan rumah. Hasilnya polisi menemukan sejumlah barang bukti.
"Yang diamankan saat ini beberapa senjata tajam parang dan senjata PCP, panah, busur, dan beberapa dokumen lainnya," lanjutnya.
Dikatakannya, MR alias Rizaldy dan SA alias Ajiz merupakan mertua dan menantu. Ajiz merupakan menantu dari Rizaldy.
Dijelaskannya, MR dan SA merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang juga berjejaring ke kelompok ISIS.
"Bahwa kedua tersangka dan jaringannya yang terpusat di Villa Mutiara merupakan jaringan JAD. Bersama dengan ratusan lainnya yang melakukan baiat terhadap khilafah atau Isis pada tahun 2015 di Ponpes Ar Ridho pimpinan ustad Basri yang meninggal di Nusa Kambangan dalam kasus teror," ungkapnya.
Bahkan keduanya juga kerap melakukan latihan menembak sejak 2016 lalu. "Dan mulai bulan oktober 2020 lalu secara rutin melakukan latihan nembak dan naik gunung atau idat," terangnya.
Kedua tersangka yang ditembak mati, Moh Rizaldy (46) dan Sanjai Ajis (23) merupakan warga Kota Makassar. Dia diduga terlibat dalam insiden bom bunuh diri gereja di Jolo, Filipina pada 2019.
"Terlibat dalam pengiriman dana kepada pelaku bom bunuh diri di gereja Katedral, Jolo, Philipina," tambah Kadiv Humas Polri Inspektur Jenderal Argo Yuwono.
Kedua orang tersebut juga sempat akan terbang ke Suriah pada 2016. Namun berhasil dicegah.
"Pada tahun 2016 bersama keluarga hijrah atau bermaksud bergabung dengan organisasi. ISIS di Suriah namun dapat dibatalkan di bandara Soetta," ungkapnya.
Dalam penggerebekan itu, tidak hanya MR dan SA, penangkapan jaringan terduga teroris itu menyasar 18 orang lainnya, total 20 orang di dua rumah di Cluster Biru. Satu dari 18 yang ditangkap terkena tembak, dan menjalani perawatan di RS Bhayangkara, Makassar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: