Usai Banjir Melanda Enam Desa, Disperkimtaru Mulai Perbaiki Fasilitas Umum
Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, Tata Ruang dan Pertanahan (Perkimtaru) Kabupaten Tegal mulai mendata fasilitas umum yang rusak pascabanjir. Salah satunya adalah fasilitas umum di Alun-alun Hanggawana yang sudah mulai dikerjakan perbaikannya agar tidak mengganggu pengguna jalan.
Kepala Dinas Perkimtaru M. Budi Eko, Senin (4/1) mengatakan, dinas sudah menginventarisir fasilitas umum yang rusak pascabanjir beberapa hari lalu. Khusus di Alun-alun Hanggawana, langsung diperbaiki. Dinas sedang mencari solusi guna mengurai luapan air setiap turun hujan.
"Kami bersama dinas terkait akan mencari solusi untuk mengatasi ini. Karena banjir ini sudah menjadi agenda tahunan, maka harus dicarikan solusi yang tepat," katanya.
Sementara itu, beberapa hari lalu enam desa di Kabupaten Tegal terendam banjir. Keenam desa itu tersebar di tiga kecamatan. Yakni, Kecamatan Slawi, Desa Slawi Kulon dan Kelurahan Kudaile. Kemudian di Kecamatan Adiwerna, Desa Tembok Banjaran, Desa Tembok Lor dan Desa Kaliwadas. Di Kecamatan Dukuhturi, Desa Kupu.
Informasi dari relawan, bencana banjir itu tidak menelan korban jiwa. Hanya saja, ratusan rumah warga terendam banjir. Ketinggian banjir bervariasi. Mulai dari 50 hingga 150 sentimeter.
Banjir itu terjadi ketika hujan deras pada awal tahun baru 2021. Selain merendam rumah, banjir juga menggenangi akses jalan di enam desa itu.
Komandan Ubaloka Kwarcab Tegal Ghofar menjelaskan, banjir di Desa Slawi Kulon karena luapan sungai kecil di desa tersebut. Ada beberapa rumah yang terendam banjir. Di Kelurahan Kudaile juga sama, aliran sungai meluap dan menggenangi rumah warga dan akses jalan.
Desa Tembok Banjaran, Desa Tembok Lor dan Desa Kaliwadas, aliran Sungai Jembangan meluap dan merendam rumah serta jalan desa.
"Yang parah di Desa Kupu, air Sungai Kemiri meluap dan menggenangi ratusan rumah warga," ucapnya.
Sejauh ini, lanjut Ghofar, tidak ada korban jiwa maupun luka. Bahkan, warga juga tidak mengungsi. Mereka memilih tetap tinggal di rumah karena banjirnya cepat surut. Banjir itu disinyalir karena banyak warga yang membuang sampah di sungai. Sehingga aliran sungai tersumbat dan akhirnya meluap.
Dirinya mengimbau agar warga tidak membuang sampah sembarangan. Supaya lingkungan tetap terjaga dengan baik. (guh/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: