Sejumlah Tanggul Sungai di Brebes Kritis, Warga Dihantui Tanggul Jebol
Curah hujan yang cukup tinggi mengakibatkan sejumlah tanggul sungai yang ada di Kabupaten Brebes kondisinya kritis. Hal itu mengakibatkan warga yang tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS) dihantui tanggul kritis yang rawan jebol.
Kepala Bidang Konservasi dan Rehabilitasi SDA Dinas PSDA-Taru Brebes Mulyadi mengungkapkan, sungai di Brebes yang mengalami kerusakan tanggul di antaranya Sungai Pemali, Pakijangan, Kluwut, Kabiyutan, Tanjung Kulon, Cisanggarung, Cikeruh, Erang, Pedes, dan Sungai Glagah.
"Tanggul-tanggul sungai besar yang kritis saat ini sedang dalam tahap kajian oleh BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), seperti tanggul di Sungai Pemali, Babakan dan Cisanggarung. Kerusakan tanggul ini sudah kami koordinasikan langsung kepada pihak yang punya kewenangan," ungkapnya saat ditemui di ruangannya, Senin (4/1).
Dia menyebutkan, kerusakan tanggul sungai yang paling parah terjadi di wilayah hulu atau Brebes bagian selatan. Tingkat elevasi tanah pada tanggul di wilayah tersebut cukup tinggi. Sehingga, tidak sedikit tanggul yang tergerus oleh debit sungai yang cukup tinggi. Di samping itu, kontur tanah di tanggul tersebut sangat mudah terkikis.
"Otomatis karena wilayah selatan mengalami elevasi cukup tinggi jadi dari wilayah hulu ini aliran sungai membawa material lumpur dan lainnya. Ini yang akhirnya membuat tanggul sungai di wilayah hilir mengalami sedimentasi," tuturnya.
Seharusnya, lanjut Mulyadi, wilayah hilir sungai sudah harus dilakukan normalisasi. Hal ini mengingat sedimentasi di wilayah hilir yang cukup tinggi yang akhirnya berdampak pada meluapnya air sungai. Selain rawan jebol, di wilayah hilir atau bagian utara Brebes juga rawan terjadi luapan air sungai.
"Selain mengalami sedimentasi dan elevasi, kerusakan sejumlah bendungan di wilayah selatan juga cukup berpengaruh terhadap tanggul-tanggul kritis. Tapi seluruhnya sudah kami koordinasikan dengan pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi untuk penanganan," ungkapnya.
Mulyadi berharap, meskipun intensitas hujan yang cukup tinggi yang terjadi dari Desember 2020 hingga Januari 2021 ini, tanggul sungai yang kritis tidak sampai jebol.
"Mudah-mudahan tahun ini tidak ada tanggul yang jebol meskipun intensitas hujan saat ini cukup tinggi," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, curah hujan yang akhir-akhir ini cukup tinggi membuat sebagian warga yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisanggarung was-was. Tidak terkecuali bagi warga di Desa Babakan Kecamatan Losari.
Kepala Desa (Kades) Babakan Cahyoto Imanudin mengatakan, masyarakat trauma dengan kejadian bencana banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Cisanggarung beberapa tahun yang lalu. Karenanya, pemerintah desa bersama warga membuat tanggul darurat dari tumpukan karung yang berisi tanah.
"Pembuatan tanggul darurat ini untuk sedikit mengurangi rasa was-was warga yang berada di dekat sungai. Karena, beberapa hari terakhir debit Sungai Cisanggarung terus meningkat," ujarnya.
Dijelaskannya, sedikitnya ada tiga titik tanggul yang dianggap sangat mengkhawatirkan. Di mana, ketiga titik tanggul tersebut berada di wilayah Desa Babakan.
"Dari tiga titik itu, semalam ada satu titik kalau tidak ada senderan tanggul air akan limpas. Jadi, untuk antisipasi itu kita lakukan pembuatan tanggul darurat di satu titik dulu lewat swadaya masyarakat," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: