Vaksinasi 181 Juta Penduduk Indonesia Akan Rampung 3,5 Tahun

Vaksinasi 181 Juta Penduduk Indonesia Akan Rampung 3,5 Tahun

Vaksinasi nasional Covid-19 akan dimulai pada Januari ini. Perlu waktu yang cukup lama untuk menuntaskan program tersebut.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan 3,5 tahun untuk menvaksinasi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity), pemerintah telah menyiapkan 426 juta dosis vaksin.

Ini diperuntukkan bagi 181 juta penduduk Indonesia. Sesuai standar WHO (World Health Organization), setiap penduduk akan mendapat dua kali penyuntikan.

"Dengan kalkulasi tersebut diperkirakan butuh 3,5 tahun untuk dapat menyelesaikan proses vaksinasi di Indonesia," kata Budi Gunadi di Jakarta, Sabtu (2/1).

Menurutnya, pemerintah sudah membeli vaksin dari lima jalur. Yaitu empat produsen berasal dari bilateral: Sinovac dari China, Novavax dari Kanada-Amerika, Pfizer dari Jerman-Amerika, AstraZeneca dari Swiss-Inggris. Satunya lagi multilateral: COVAX/GAVI dari aliansi vaksin GAVI.

Hal senada disampaikan juru bicara vaksinasi Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi. Menurutnya, pemerintah sudah mulai menjalankan persiapan untuk vaksinasi. Saat ini, sudah dilakukan pendataan penerima tahap pertama.

"Ada beberapa persiapan yang dilakukan. Salah satunya data sasaran. Kita mulai dengan SMS edukasi pada 31 Desember 2020. Terutama kepada tenaga kesehatan," ujar Nadia di Jakarta, Sabtu (2/1).

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes tersebut, metode itu digunakan untuk memverifikasi data sasaran.

Semua proses itu, dilakukan sambil menunggu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin untuk penggunaan vaksin COVID-19. Termasuk vaksin Sinovac.

"Kami masih menunggu izin. Namun ini akan dilakukan secara pararel. Tujuannya supaya bisa segera memulai vaksinasi. Jadwal yang direncanakan sekitar pekan kedua sudah mulai dilakukan proses vaksinasi," imbuhnya.

Sementara itu, Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Dedy Permadi menyatakan kemenkes sudah mengirimkan pesan singkat alias SMS kepada tenaga kesehatan sebagai penerima vaksin COVID-19 tahap pertama.

"SMS blast yang mencantumkan identitas pemerintah untuk program vaksinasi. Itu resmi dari pemerintah," tegas di Jakarta, Sabtu (2/1).

Seperti diketahui, untuk tahap pertama, penerima vaksin adalah 1,319 juta tenaga kesehatan dan penunjang di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan. Selain itu, petugas pelacak (tracing) kasus COVID-19.

Selanjutnya, 195.000 petugas pelayanan publik. Termasuk TNI, Polri, Satpol PP, petugas pelayanan transportasi publik, tokoh masyarakat dan tokoh agama. Vaksinasi akan diberikan sebanyak dua dosis dalam interval 14 hari. (rh/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: