Perajin Wayang Golek Pemalang Berinovasi di Tengah Pandemi, Orderan Tetap Mengalir
Siapa bilang pandemi Covid-19 membuat produktivitas menurun? Justru di tengah pembatasan sosial inilah, barangkali, kita dituntut untuk terus berinovasi hingga menghasilkan karya-karya segar.
Alfon Imron Rosyid (42) adalah salah satu dari segelintir seniman perajin wayang golek yang masih bertahan di Kabupaten Pemalang. Dia membuat wayang golek dari kayu dondong jaran. Banyak dalang kondang dari berbagai daerah sudah memesan wayang golek buatannya.
Namun semenjak wabah corona menghantam negara ini, semua berubah. Pemerintah mulai menghentikan aktivitas yang berpotensi memicu kerumunan untuk menekan perluasan virus. Sejumlah pagelaran seni dan hiburan dibatalkan, termasuk juga pertunjukan wayang. Kondisi ini pun diakui Alfon cukup berdampak dengan penghasilannya.
"Terus terang pesanan wayang golek yang untuk pertunjukan panggung seperti punakawan misalnya, akhir-akhir ini memang sudah tidak ada" ujar Alfon, saat radartegal.com berkesempatan singgah di galeri miliknya di Jalan Raya Tegalmlati Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang, Minggu (13/12).
Keterpurukan Alfon rupanya tidak berlangsung lama. Sebab dia mulai mengembangkan kepiawaiannya memahat kayu dengan beralih membuat wayang karakter tokoh-tokoh publik terkenal, tidak hanya berkutat dengan karakter wayang. Seperti misalnya Presiden Jokowi maupun tokoh publik lainya.
Siapa sangka, inovasinya itu ternyata disambut baik. Wayang golek karakter tokoh buatannya cukup diminati.
"Sekarang saya lagi bikin wayang golek karakter Pak Ganjar, pesanan orang Pemalang," kata Alfon.
Wayang golek gubernur Jawa Tengah itu baru dikerjakan 50 persen saat Alfon memperlihatkan karyanya itu. Miniatur Ganjar Pranowo belum terlihat sempurna. Kepalanya juga masih plontos. Biasanya untuk menyelesaikan satu wayang, Alfon membutuhkan waktu 10 hingga 15 hari.
Menurut Alfon, kayu dondong jaran dipilih karena memiliki kualitas bagus. Salah satu keunggulannya tidak termakan hama kayu atau rayap. Untuk satu wayang golek karakter ini, biasanya dia mematok harga Rp1,5 juta, atau tergantung tingkat kerumitan dan bentuk pakaiannya.
Agar menjangkau konsumen lebih luas, dia memasarkannya produknya lewat media sosial. Pemesan pun datang dari berbagai daerah.
"Kemarin ada dari Madura pesan karakter tokoh Madura, berbaju adat Madura," ujarnya.
Suka dan duka dia hadapi selama menekuni usaha ini. Namun dia tetap mempertahankannya agar kesenian wayang golek tetap lestari, agar tidak punah hingga generasi mendatang. Terlebih, perajin wayang golek di Pemalang menurutnya juga tidak banyak.
Untuk mengenalkan wayang golek kepada anak-anak, Alfon juga mulai membuat wayang dari tokoh-tokoh superhero. Seperti Ultraman, Batman dan lain-lain. Diharapkan generasi nanti tetap mencintai budaya sendiri. (sul/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: