Pandemi Covid-19, Tukang Mebeler di Brebes Beralih Jadi Perajin Peti Mati

Pandemi Covid-19, Tukang Mebeler di Brebes Beralih Jadi Perajin Peti Mati

Seorang tukang pembuat kusen dan daun pintu di Kelurahan Pasarbatang Kecamatan Brebes beralih profesi meenjadi pembuat peti mati bagi pasien virus corona (Covid-19). Alih profesi itu sudah dilakukan oleh Agung (42) warga Kelurahan Pasarbatang Kecamatan Brebes. Seperti apa kisahnya?

Pemandangan yang berbeda terlihat di tempat usaha milik Agung. Di mana, sebelum pandemi Covid-19 ini berisi tumpukan kayu, kusen dan daun pintu berjajar, kali ini nampak sejumlah peti mati ada di tempat usaha miliknya. Ya, sudah dua bulan terakhir dirinya beralih profesi menjadi tukang peti mati untuk pasien Covid-19.

Dia memanfaatkan lahan yang berukuran 7 x 4 meter di depan rumah untuk tempat usaha pembuatan peti mati. Bahkan, dalam dua bulan terakhir dirinya dibanjiri pemesan.

"Dua bulan terakhir ini memang ada beberapa pesanan baik itu dari rumah sakit maupun dinas kesehatan," ujarnya.

Dijelaskannya, awalnya sebelum berpindah profesi mwnjadi tukang peti mati, dirinya hanya melayani pembuatan aneka kerajinan kayu. Di antaranya membuat meja, kursi, lemari, kusen, hingga daun pintu. Namun, sejak mendapatkan pesanan peti mati empat bulan lalu dan lesunya mebeler selama pandemi, membuat dirinya alih profesi menjadi tukang peti mati.

"Awal pandemi kemarin itu memang sangat terdampak. Pesanan mebeler sangat sepi, tapi saat ini semenjak ada pesanan dari dinas kesehatan, banyak pesanan peti mati yang masuk," terangnya.

Agung menuturkan, terkait proses produksi pesanan peti mati sepenuhnya ditangani langsung sesuai permintaan konsumen. Yakni, menggunakan papan kayu yang diamplas halus dengan ukuran tertentu. Papan yang dibutuhkan berkisar 24 buah kayu jenis pinus. Panjangnya minimal 1,9 sampai 2 meter dan lebar 0,55 meter. Kemudian, tinggi peti mati mencapai 0,50 meter yang ditutup rapat. 

"Waktu dua bulan pertama, Paling 20 peti satu bulan. Tapi sekarang, seminggu pesanannya bisa sampai 10 unit," ujarnya.

Menurut Agung, seiring naiknya harga bahan baku papan kayu, harga peti mati ikut melonjak karena banyaknya pesanan dalam waktu dekat. Semula, harga dibanderol Rp530 ribu sempat naik Rp570 ribu. Kemudian, naik lagi Rp630 ribu.

"Sekarang harganya naik lagi Rp670 ribu untuk standar. Sedangkan kualitas bagus Rp950 ribu," jelasnya.

Agung menambahkan, seiring banjirnya pesanan peti mati dalam dua bulan terakhir, dirinya mengaku harus menambah jumlah tukang untuk menyelesaikan pesanan peti mati. Dia juga sudah menyiapkan bahan baku papan mengantisipasi lonjakan harga. 

"Sedangkan untuk jumlah peti mati yang sudah terjual mencapai lebih dari 120 unit dengan berbagai jenis dan bentuk," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) dr Sartoni mengatakan, hingga saat ini ada 1.510 warga di Kabupaten Brebes yang terpapar Covid-19. Dari jumlah itu, 76 orang dilaporkan meninggal dunia. Sedangkan untuk pasien yang dinyatakan sembuh mencapai 811 orang.

"Sedangkan untuk pasien yang dirawat mencapai 218 orang dan 405 orang melakukan isolasi mandiri," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: