Satu Tahun Berstatus Waspada, Kini Gunung Slamet Ramai Pendaki

Satu Tahun Berstatus Waspada, Kini Gunung Slamet Ramai Pendaki

Setelah satu tahun berstatus level waspada, Gunung Slamet kini berubah status menjadi normal. Kondisi itu dimanfaatkan para pencinta alam untuk mendaki gunung tersebut.

Pengelola Base Camp Pendakian Permadi Ali Burhan, Senin (2/11) mengatakan, saat ini para pendaki ramai-ramai naik gunung tertinggi di Jawa Tengah pada libur panjang. Para pendaki sudah mulai ramai dari tanggal 28 hingga 31 Oktober 2020. Kendati di Kabupaten Tegal kerap guyur hujan, tetapi mereka tetap mendaki.

"Pendaki sudah mulai ramai, setiap hari ada. Dan base camp pendakian Permadi selalu standbye membantu para pendaki," katanya. 

Pendakian Gunung Slamet, tambah Ali Burhan, memang baru dibuka belum lama ini. Hal itu setelah setahun dinyatakan waspada atau Level II. Tepatnya pada Agustus 2019 lalu. Namun setelah diumumkan normal, para pendaki dari luar kota sudah mulai berdatangan. 

Terhitung sejak 4 hari terakhir, jumlah pendaki lebih dari 200 orang yang mendaki via base camp Permadi. Meski demikian, para pendaki tetap menerapkan protokol kesehatan. Pendaki juga harus membawa surat kesehatan serta mengisi surat pernyataan yang sudah diterapkan di setiap base camp pendakian Gunung Slamet. 

"Tapi kebanyakan pendaki yang mau naik itu rata-rata kontak kami dulu. Jadi protokol kesehatan di saat pandemi dalam pendakian pun kita imbaukan kepada para pendaki melalui komunikasi," tambahnya. 

Hal senada dikatakan penjaga lainnya, Openg. Menurutnya, untuk para pendaki kebanyakan dari luar kota, seperti dari Jawa Barat, Jakarta serta kota lainnya. Menurutnya, jumlah pendaki sudah lebih dari 200 orang. Mereka cenderung datang di base camp-nya pada pagi hari. Kemudian keesokannya dilanjutkan mendaki Gunung Slamet.

Para pendaki yang mau naik wajib mengikuti peraturan yang ada di base camp. Hal ini untuk pendataan pendakian. Para pendaki yang naik dari jalur Kompak berasal dari berbagai daerah, seperti dari Jakarta, Malang, Bekasi dan daerah lainnya. (guh/ima)

Sumber: