Kesulitan Modal, Banyak Nelayan di Wilayah Pantura Terbelit Hutang di Rentenir

Kesulitan Modal, Banyak Nelayan di Wilayah Pantura Terbelit Hutang di Rentenir

Banyak nelayan di wilayah Pantura Kabupaten Tegal yang terbelit hutang pada rentenir. Hal ini membuat nelayan gelisah karena hasil tangkapannya harus dijual kepada rentenir yang meminjamkan modal uang. 

Wakil Sekretaris Serikat Nelayan Indonesia (SNI) Kabupaten Tegal Endang Murniasih, Sabtu (31/10) mengatakan, untuk mencegah terlilit rentenir, sebaiknya pemerintah memberikan bantuan modal atau pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa bunga kepada nelayan. Selama ini, banyak nelayan yang bingung dengan permodalan saat hendak berangkat melaut. Akibatnya, mereka meminjam pada tengkulak atau rentenir agar bisa melaut. 

"Kalau modalnya dipinjami oleh rentenir, maka harga ikan ditentukan oleh rentenir. Dan dipastikan, harga di bawah pasaran. Terutama nelayan tradisional," katanya.

Serikat Nelayan Indonesia, tambah Endang,
berharap pemerintah segera mendirikan Bulog khusus untuk nelayan kecil dan tradisional. Sehingga pemerintah dapat menampung atau membelinya ketika hasil tangkapnya melimpah tetapi harganya murah. Hasil tangkap nelayan dapat disimpan di gudang Bulog dengan fasilitas cold storage. 

"Jadi nanti sewaktu-waktu dapat dijual kembali ke masyarakat. Sehingga harga hasil tangkap nelayan menjadi stabil," tambahnya.

Sementara itu, Ketua SNI Kabupaten Tegal Wage Suryadi menambahkan, selama ini nelayan tradisional kerap kesulitan dana saat hendak melaut. Sejatinya, ketika berangkat melaut, nelayan harus menyiapkan perbekalannya. Seperti makanan, bahan bakar minyak (BBM), dan kebutuhan lainnya. Pada saat kesulitan itu, rentenir biasanya memberikan pinjaman modal. 

"Dan modal itu dikembalikan dengan cara harus menjual hasil tangkapnya ke rentenir. Tapi, harganya murah. Ini yang sering dialami para nelayan di Pantura Kabupaten Tegal," ujarnya. (guh/ima)

Sumber: