Waspadai Refraksi Mata Pada bayi saat Berusia 30 Hari
Kelainan refraksi mata atau sulit melihat bisa dialami sejak bayi. Dapat dikenali saat si kecil sudah berusia 30 hari.
Spesialis Mata Konsultan Rumah Sakit Pendidikan Unhas, Prof dr Budu SpM(K) MMed-Ed PhD menjelaskan, tanda di usia 30 hari itu seperti tidak merespons sama sekali atau lambat merespons.
Selain itu, pada usia di mana anak belum bisa mengeluh atau berbicara. Kelainan refraksi bisa diketahui jika ada kondisi simetrikal bola mata atau juling.
“Itu hanya pertanda, tetapi untuk mendiagnosa langsung harus segera diperiksa. Sebab harus diperiksa refraktometer atau pemeriksaan retina dulu” ujarnya, Minggu (11/10) kemarin.
Prof Budu menyampaikan, perlu dipahami bahwa kelainan refraksi mata pada anak-anak ada tiga jenis. Misalnya rabun jauh (miopia) yaitu kesulitan melihat jauh dengan jelas.
Kemudian rabun dekat atau hiperopia, di mana anak kesulitan melihat dekat dengan jelas. Lalu astigmatism atau silindris, yang berarti terjadi distorsi penglihatan akibat kelengkungan kornea dan lensa yang tidak sama di berbagai meridian.
“Permasalahan ini perlu untuk diatasi segera. Sebab bila tidak, keadaan mata anak bisa semakin buruk,” tegasnya.
Sementara itu, khusus juling yang terjadi akibat kelainan adalah mata juling ke dalam (esotropia) dan mata juling ke luar (eksotropia).
Spesialis Mata Klinik JEC-Orbita, dr Marlyanti Nur Rahmah Akib SpM(K) MKes menambahkan, untuk yang sudah bisa bicara biasanya mulai mengeluh bahwa mereka tidak bisa melihat dengan jelas.
“Pandangan menjadi buram ketika melihat sesuatu yang jauh atau dekat,” jelasnya.
Selain itu, ada juga anak mendekat untuk melihat. Biasanya anak bercerita bahwa dia jadi harus maju ke depan saat ingin mencatat sesuatu dari papan tulis. (far/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: