Ahli Psikologi Forensik Duga Sejoli Maut Pemutilasi Korban Sudah Berpengalaman Pakai Modus Begituan

Ahli Psikologi Forensik Duga Sejoli Maut Pemutilasi Korban Sudah Berpengalaman Pakai Modus Begituan

Nama Laeli Atik Supriyatin (LAS) saat ini terus menjadi buah bibir warganet. Hal ini menyusul aksi kejinya bersama kekasihnya, Djumadil Al Fajar alias DAF (26) yang menghabisi nyawa Rinaldi Harley Wismanu dan memutilasinya. 

Laeli dan kekasihnya diketahui sudah membunuh manajer HRD di Jakarta yang sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya.

Setelah dibunuh, jasad Rinaldi dimutilasi lalu diletakkan di dalam koper dan disimpan di Apartemen Kalibata City. Kasusnya menggemparkan warga saat ini. 

Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel mengulas sejoli DAF (26) dan LAS (27) yang membunuh dan memutilasi RHW (32). Dosen di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) itu menduga sepasang kekasih tersebut pernah menggunakan modus penjebakan seksual pada orang lain sebelum Rinaldi. 

"Aksi mutilasi menyusul pembunuhan yang dilakukan LAS dan DAF memang sadis. Kesadisan itu diasosiasikan dengan luapan emosi negatif," ujar Reza dikutip dari jpnn.com. 

Namun merujuk hasil investigas Polda Metro Jaya, Reza punya pendapat lebih jauh. Menurutnya, tampaknya kasus pembunuhan itu termasuk tipe instrumental-gratifikasi (ekonomi). Artinya, niat awal pelaku ialah merampas harta. Namun karena korban melawan, pelaku bertindak lebih jauh. 

"Perilaku pelaku kebablasan, sehingga perampokan atau pemerasan berencana justru menjadi pembunuhan," tutur pria asal Rengat, Indragiri Hulu, Riau itu. 

Reza juga menganggap aksi pelaku memotong-motong tubuh korban bukan didorong oleh emosi, tetapi dilatari motif instrumental yang tidak ada sangkut pautnya dengan suasana hati. Menurutnya, mutilasi itu sebagai upaya pelaku mencegah kasus tersebut terungkap. 

"Tubuh korban dicacah-cacah dengan maksud agar barang bukti lebih mudah dihilangkan, pelarian diri dari TKP (tempat kejadian perkara, red) lebih cepat, dan korban tidak bisa diidentifikasi," sambung Reza. (jpnn/ima)

Sumber: