Elastis dan Mudah Longgar, Masker Scuba Tak Direkomendasikan Dipakai untuk Cegah Covid-19
"Pakai masker harus pas. Kalau pakai masker jangan dilepas-lepas, kalau mau dilepas pergi ke tempat kosong. Melepasnya dari belakang. Jangan dilepas saat ada orang lain," terangnya.
Sementera itu, Juru Bicara Pemerintah Satgas Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro meminta masyarakat menggunakan masker dengan benar. Tidak hanya sekadar memakai masker.
"Mari terus biasakan diri dengan protokol kesehatan, ingat selalu pakai masker dengan baik dan benar, jangan asal asalan, tutupi bagian hidung sampai dagu," tegasnya.
Dikatakannya, masker jangan hanya dijadikan sebagai hiasan semata.
"Jangan malah dijadikan hiasan untuk menutupi dagu saja. Saya masih lihat di beberapa orang malah dikalungkan saja di leher," ungkapnya.
Dia meminta masyarakat menyiapkan lebih dari satu buah masker per hari, terutama ketika beraktivitas.
Sedangkan Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto mengingatkan penularan COVID-19 terjadi melalui tiga mekanisme, yaitu penularan secara langsung, tidak langsung dan melalui airbone.
"Jadi sudah sering disampaikan mungkin dari berbagai pakar dan juga Satgas COVID-19 bahwa pada dasarnya COVID-19 ini menular melalui 3 mekanisme," ungkapnya.
Dijelaskannya, penularan secara langsung terjadi melalui droplet atau percikan-percikan halus yang dibatukkan oleh seseorang ketika batuk, bersin atau saat berbicara dengan orang terdekat dalam jarak 1-2 meter.
"Itu penularan secara langsung," katanya.
Mekanisme penularan secara tidak langsung melalui tangan yang terkontaminasi setelah menyentuh benda-benda yang telah terkontaminasi oleh virus tersebut.
"Bisa dengan meja, pegangan pintu atau barang-barang lain," katanya.
Apabila tangan seseorang menyentuh barang-barang yang telah terkontaminasi kemudian menyentuh area wajah, hidung, mulut atau mata tanpa cuci tangan sebelumnya, maka virus dapat masuk dan terhirup ke dalam saluran napas kemudian masuk ke dalam tubuh.
Sedangkan, mekanisme penularan lainnya melalui airbone atau udara, sebagaimana disampaikan WHO.
"Penularan lewat udara ini disinyalir terjadi paling banyak adalah di lingkungan rumah sakit, yaitu pada tindakan-tindakan prosedur yang menimbulkan suatu aerosol atau suatu microdroplet," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: