Operasi Masif di Jateng Dimulai, 5.720 Personel Diterjunkan

Operasi Masif di Jateng Dimulai, 5.720 Personel Diterjunkan

Perintah pemerintah pusat untuk menurunkan jumlah penularan Covid-19 di Jawa Tengah langsung ditindaklanjuti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

Menggandeng TNI/Polri dan Satpol PP, Ganjar menggerakkan operasi masif di sejumlah lokasi kerumunan di Kota Semarang.

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengaku akan mendukung penuh upaya penegakan hukum terhadap protokol kesehatan di Jawa Tengah. Pihaknya akan bersama-sama pemda di Jateng melakukan operasi ini.

"Kami akan membantu penegakan pergub dan perda di Jateng. Di 35 kabupaten/kota ada perbup dan perwali. Kami akan mendukung pemda setempat melakukan kegiatan penegakan hukum dengan sanksi berdasarkan kearifan lokal masing-masing," kata Luthfi.

Terkait personel, Luthfi mengatakan akan menggunakan personel yang disiapkan pada Operasi Aman Nusa. Ada 5.720 personel yang dilibatkan dalam kegiatan operasi protokol kesehatan ini.

Para personel dikerahkan untuk tindakan yustisi protokol kesehatan itu pada Rabu (16/9). Mereka disebar ke sejumlah titik seperti pasar tradisional dan tempat kerumunan lain untuk menegakkan protokol kesehatan secara ketat pada warga Kota Semarang.

Sebelum operasi bersama dilaksanakan, Ganjar lebih dahulu memimpin apel pasukan gabungan itu di Balai Kota Semarang. Apel dihadiri sejumlah jajaran penting, seperti wakil gubernur Jateng, pangdam IV Diponegoro, kapolda Jateng, kajati, wali kota Semarang, kapolres, dandim dan jajaran forkompimda lainnya.

"Ada beberapa daerah yang menjadi perhatian pemerintah pusat di Jawa Tengah. Kita butuh kerja sama untuk menurunkan penularan, angka kematian dan menaikkan angka kesembuhan. Sudah tujuh bulan sosialisasi dilakukan, tapi di sana-sini masih perlu kita tertibkan. Makanya, hari ini kami menggelar operasi bersama TNI/Polri untuk menertibkan sekaligus mengedukasi," kata Ganjar.

Kota Semarang, lanjut Ganjar, dipilih karena memang menjadi salah satu daerah zona merah di Jawa Tengah. Dirinya menegaskan, bukan berarti daerah lain diabaikan, namun Kota Semarang memang menjadi perhatian.

"Maka perlu ada gerakan masif. Kita diminta dalam waktu dua minggu ini, kasus penularan Covid-19 di Kota Semarang bisa turun," tegasnya.

Terkait sanksi, Ganjar mengatakan ada banyak pilihan sanksi kepada pelanggar. Bisa saja sanksi sosial, atau sanksi administratif lainnya.

"Tapi kalau itu tidak terlaksana dengan baik, bukan tidak mungkin kita menerapkan sanksi yang lebih tegas. Jateng punya perda yang mengatur pencegahan dan penanggulangan penyakit menular. Perda itu tahun 2013 dan saya terjemahkan dalam pergub. Itu sanksinya cukup berat, yakni dipenjara selama 6 bulan dan bisa didenda Rp50 juta," tegasnya.

Namun Ganjar ingin menyampaikan pada masyarakat, bahwa pihaknya tidak mau menghukum dengan sanksi itu. Ia hanya minta masyarakat membantu dengan tertib dan taat melaksanakan protokol kesehatan dengan baik.

"Masyarakat ayo bantu kami, saya sampaikan bahwa saya tidak ingin menghukum, kami hanya butuh masyarakat tertib untuk menyelamatkan diri sendiri, keluarga, tetangga dan masyarakat lainnya," tegasnya.

Sumber: