Siswi Positif Covid-19, Jumadi Minta Kemenag Tutup Aktivitas Sekolah

Siswi Positif Covid-19, Jumadi Minta Kemenag Tutup Aktivitas Sekolah

Salah satu siswi di Kota Tegal dinyatakan positif Covid-19. Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tegal Muhamad Jumadi meminta Kantor Kementerian Agama (Kemenag) menutup aktivitasnya. Sebab, dirinya belum pernah mengeluarkan izin pelaksanaan kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah itu.

Pria yang juga menjabat wakil wali Kota Tegal itu mengatakan, pihaknya tak pernah memberikan izin kepada sekolah itu untuk menggelar Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka. 

Namun, setelah mendengar informasi itu, pihaknya langsung meminta Kantor Kemenag Kota Tegal untuk menutup aktivitas sekolah.

“Kami belum pernah mengeluarkan izin. Sehingga begitu tahu kita langsung minta agar aktivitasnya ditutup,” ujarnya.

Jumadi menegaskan, semua sekolah yang berada di wilayahnya harus mengantongi izin dari Satgas Covid-19 Kota Tegal sebelum menggelar pembelajaran tatap muka. Meski sekolah di bawah dinas pendidikan dan kebudayaan maupun kemenag.

“Tetap harus ada izin dari tim di daerah. Karena yang tahu wilayah. Begitu ada izin, baru dinas kesehatan memberi rekomendasi ke sekolah,” tandasnya.

Tidak berhenti di situ, kata Jumadi, ketika izin dan rekomendasi sudah dikantongi, baru meminta izin ke orang tua atau wali murid dan komite sekolah. Meski orang tua mengizinkan, satgas belum mengizinkan juga tidak boleh.

"Sebaliknya, meski Satgas Covid-19 mengeluarkan izin, para orang tua tidak, juga KBM tak bisa dilaksanakan sekolah. Intinya, izin yang pertama harus dari tim Satgas."

Diungkapkan Jumadi, saat ini baru ada 34 SMP dan SMA/SMK yang sudah mengantongi izin dan menjalankan KBM tatap muka. Sementara untuk KBM tatap muka jenjang SD masih dalam pertimbangan.

Sebelumnya, Kepala MAN Tegal Kamaludin mengatakan, beberapa hari lalu memang ada kegiatan simulasi pembelajaran tatap muka. Karena memang kelas XI itu akan ada ujian assesment. 

"Dalam kegiatan itu, disampaikan kurikulum darurat menjelang ujian Assesment untuk kelas XI," ujarnya. 

Kamaludin menambahkan, selama simulasi itu, pihaknya hanya memanggil siswa secara terbatas dan bergiliran. Selain itu, pihaknya juga sudah menyampaikan pemberitahuan kepada pihak terkait. (muj/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: