Dua Tahun Memimpin, Ganjar-Yasin Tetap Kompak dan Harmonis

Dua Tahun Memimpin, Ganjar-Yasin Tetap Kompak dan Harmonis

Dua tahun memimpin Jawa Tengah, pasangan Ganjar Pranowo dan Taj Yasin Maimoen selalu kompak dan harmonis. Padahal, fenomena saat ini kerap ditemui pasangan kepala daerah berkonflik, bahkan sejak hari pertama dilantik.

Rahasianya ternyata pada komunikasi. Sejak dilantik 5 September 2018, pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maiomen selalu berupaya menyatukan beragam ide dan gagasan untuk tujuan yang sama, yakni merawat persatuan Jateng, memajukan pembangunan daerah, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan bergotong-royong mengentaskan kemiskinan. 

"Saya senang berkolaborasi dengan Pak Ganjar. Selama ini ketika ada persoalan selalu mengajak diskusi bersama. Beliau mengajarkan kepada saya bahwa apa yang ada dalam pikiran kita belum tentu bisa menjadi keputusan bersama," ujar Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen di Semarang, Jumat (5/9).

Selama dua tahun kepemimpinan Ganjar-Yasin, putra ulama kharismatik almarhum KH Maimoen Zubair mengakui adanya perbedaan pendapat dan percikan-percikan di antara dua pribadi dengan latar belakang yang tidak sama. Namun, Ganjar-Yasin selalu berusaha menyikapi dengan bijak sehingga memunculkan solusi.

Ibarat sebuah perkawinan atau rumah tangga tidak mungkin tanpa ada persoalan. Namun pasangan nasionalis-religius senantiasa menjaga komunikasi dengan baik, mengedepankan musyawarah, berdiskusi, serta saling silaturahim. Sebuah pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik jika para pemimpinnya tidak mau mendengarkan masukan dari pihak lain.

"Kolaborasi Ganjar -Yasin ini merupakan pasangan nasionalis-religius, kami saling berbagi tugas bagaimana berkolaborasi bagaimana mensikronkan masyarakat nasionalis dan religius," katanya.

Dalam berbagi tugas, ia mencontohkan program-program yang berkaitan dengan bidang keagamaan diserahkan wakil gubernur yang berlatar belakang santri. Seperti pemberian insentif kepada guru agama dan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDa) untuk siswa madrasah aliyah.

"Sedangkan program menyangkut kebijakan memajukan ekonomi masyarakat, pariwisata, serta sinkronisasi antara organisasi perangkat daerah (OPD) ditangani oleh gubernur," katanya. 

Untuk penanganan kemiskinan di Jateng, kata dia, menjadi pekerjaan rumah bersama. Program Satu OPD Satu Desa Dampingan yang digulirkan Pemprov Jateng untuk menangani kemiskinan di Jateng, terutama di 14 kabupaten yang masuk zona merah miskin. 

Melalui gotong royong berbagai pihak, pada 2019, Jawa Tengah menjadi provinsi dengan penurunan jumlah penduduk miskin tertinggi se Indonesia. 

Sementara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebanyak 7 persen, Pemprov Jateng terus menggenjot berbagai potensi ekonomi. Di antaranya pembangunan kawasan industri di sejumlah daerah strategis seperti Kawasan Ekonomi Kendal, Kawasan Industri Brebes dan Kota Semarang, serta mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). 

"Kami terus mengenjot ekonomi daerah, salah satunya mendongkrak UMKM. Terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, sektor UMKM menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi, termasuk pengembangan UMKM di lingkungan pesantren,' bebernya. 

Di sisi lain, Ganjar Pranowo yang lebih berpengalaman di pemerintahan tidak mau mendominasi sendiri dalam memutuskan kebijakan. Diakuinya, Ganjar selalu mengajak diskusi Taj Yasin. Begitupun Taj Yasin menyadari posisinya baik sebagai wakil maupun sebagai junior yang harus banyak menimba ilmu pada Ganjar.

Seperti diketahui, Taj Yasin lahir di Kabupaten Rembang, pada 2 Juli 1983 silam. Ia mengawali karier politiknya pada 2014 sebagai anggota DPRD Provinsi Jateng dan kemudian bersama Ganjar terpilih menjadi pasangan gubernur dan wakil gubernur. (*/ima)

Sumber: