Sakit Perut lalu Dinyatakan Suspect Corona Hingga Meninggal, Keluarga Pertanyakan Prosedur Rumah Sakit

Sakit Perut lalu Dinyatakan Suspect Corona Hingga Meninggal, Keluarga Pertanyakan Prosedur Rumah Sakit

Seorang warga mempertanyakan prosedur penanganan pasien di salah satu rumah sakit swasta di Kota Tegal. Pasalnya, salah satu keluarganya meninggal dunia, setelah dinyatakan suspect covid-19.

Padahal, pasien awalnya hanya mengalami sakit perut pasca menjalani operasi di salah satu Rumah Sakit satu bulan sebelum meninggal. Sedangkan pihak rumah sakit mengklaim sudah melakukan prosedur yang benar sesuai protokol.

Warga Jalan Asem Tiga Kelurahan Kraton Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal Kiki Kurniawan menceritakan awalnya ibunya menjalani operasi tumor di salah satu rumah sakit di Semarang sejak satu bulan lalu. Kemudian pada 25 Agustus lalu, mengeluhkan sakit perut sehingga dilarikan ke rumah sakit Mitra Keluarga Kota Tegal.

"Sesampai di IGD ibu langsung ditangani dokter jaga. Saat itu pihak medis meminta agar pasien menjalani rapid test. Namun saya menolak karena ibu sudah pernah menjalani dan hasilnya non reaktif sebulan sebelumnya. Disamping itu juga tidak pernah keluar rumah," katanya.

Menurut Kiki, dirinya kemudian menandatangani pernyataan penolakan rapid test. Namun, belakangan diketahui pihak rumah sakit tetap melakukan rapid test terhadap ibunya dengan hasil reaktif.

Kiki mengatakan, pihak Rumah sakit sempat akan merujuk Semarang. Namun, di sana menolak dengan alasan ruang isolasi penuh karena diduga RS Mitra Keluarga ternyata juga melampirkan hasil rapid test reaktif.

"Akhirnya, ibu saya sempat masuk ruang isolasi. Oleh pihak rumah sakit, ibu saya disebut pasien suspect COVID-19,” kata dia.

Hingga kemudian ibunya Juniati Lawu (72) dinyatakan meninggal dunia dua hari kemudian atau tepatnya, Kamis (27/8) pagi, sekitar pukul 08.00 WIB. Kiki juga menyayangkan ketika jenazah ibunya tidak diperlakukan sebagai pasien suspect covid-19.

"Seharusnya kan sesuai protokol covid-19 karena sebelumnya dinyatakan suspect. Tapi ini tidak," ujarnya.

Setelah meninggal, jenazah sempat diambil swab sebelum dikremasi. Pihak keluarga dan tetangga sekitar rumah juga sempat menjalani uji swab.

Sedangkan swab ibunya baru diketahui keluarga pada Senin (31/8/020). Hasilnya, negatif COVID-19 seperti dugaannya sejak awal. Dia pun menduga, pihak rumah sakit lebih fokus ke arah kecurigaan COVID-19. P

"Saya yakin ibu jauh dari potensi terpapar COVID-19. Apalagi, ibunya juga tak mengalami gejala klinis ke arah COVID-19," tandasnya.

Kiki menambahkab, ibunya selama ini menjalani perawatan di rumah didampingi suster pribadi. Karenanya, dirinya mengaku kebingungan dengan prosedur penanganan pihak rumah sakit. 

"Karena lebih fokus ke suspect COVID-19, maka penyakit utamanya terkesan tidak ditangani secara serius. Kalau memang awalnya suspect, mengapa penanganannya tidak konsisten hingga ke pemulasaran jenazah,” ujarnya.

Sumber: