Curhat Sulit Magang Kerja ke Ganjar, Chandra Langsung Ditarik ke Pemprov Jateng

Curhat Sulit Magang Kerja ke Ganjar, Chandra Langsung Ditarik ke Pemprov Jateng

Kurnia Khoirul Chandra, 24, merupakan penyandang disabilitas asal Temanggung. Karena keterbatasannya, lulusan Fakultas Komunikasi UIN Kalijaga Yogyakarta ini mengatakan kebingungan untuk mencari kerja, atau sekedar magang.

Kesulitan itu ia curhatkan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar, saat ia mengikuti acara webinar dengan tema Pemuda Pemudi Tuli Jawa Tengah adalah Agen Perubahan, pada Kamis (27/8).

Kepada Ganjar yang saat itu diundang sebagai pembicara, Chandra mengatakan ingin sekali magang di Pemprov Jateng. 

Tidak disangka, keinginan itu langsung dikabulkan. Ganjar langsung menawarkan Chandra untuk magang kerja di Pemprov Jateng. Tidak menunggu waktu lama, Ganjar meminta Chandra untuk datang ke kantornya pada keesokan harinya.

"Kamu besok datang ke sini, silakan langsung magang di Pemprov Jateng," kata Ganjar saat webinar tersebut.

Senyum bahagia pun nampak jelas dari wajah Chandra, 24, saat tiba di kediaman Ganjar Pranowo, Jumat (28/8). 

Bagaimana tidak, selain bisa bertemu gubernur yang ia idolakan, kedatangannya ke Puri Gedeh, rumah dinas Ganjar dalam rangka menyongsong masa depannya.

Dengan mantap, Chandra langsung datang ke rumah dinas Ganjar. Di hadapan Ganjar, ia tak henti-hentinya menyampaikan terima kasih karena telah diberi kesempatan untuk magang di Pemprov Jateng.

Melalui bahasa isyarat dan dibantu penerjemah, Chandra menyampaikan semua keluh kesah dan harapan dengan lancar kepada Ganjar. Ia mengatakan sudah berkali-kali mengajukan lamaran magang kerja, tetapi selalu ditolak.

"Sudah lama saya kebingungan mencari tempat untuk magang, alhamdulillah Pak Ganjar memberikan kesempatan pada saya untuk magang kerja di Pemprov Jateng," kata Chandra dengan bahasa isyaratnya dan dibantu penerjemah.

Tidak hanya sekadar mencari pengalaman kerja, tujuan Chandra magang di Pemprov Jateng adalah untuk mendorong aksesbilitas informasi publik bagi teman-teman seperjuangannya. Ia juga ingin memperkenalkan dunia tuli kepada masyarakat.

"Selama ini, teman-teman tuli itu butuh akses, dan saya ingin menyampaikan masukan dari teman-teman tuli di Jateng soal akses itu kepada pemerintah," kata Chandra.

Akses penyandang tuli khususnya tuli terkait informasi publik, lanjut Chandra, selama ini masih belum terpenuhi dengan baik. Banyak informasi visual, tanpa memberikan teks atau subtitel.

"Sementara juru bahasa isyarat juga tidak dipakai, sehingga informasi itu tidak sampai kepada kami," tegasnya.

Sumber: