Arab Saudi Ogah Akur dengan Israel, kecuali Mau Berdamai dengan Palestina

Arab Saudi Ogah Akur dengan Israel, kecuali Mau Berdamai dengan Palestina

Pemerintah Arab Saudi menegaskan, bahwa tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel seperti langkah tetangganya Uni Emirat Arab (UEA).

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Faisal bin Farhan mengatakan tak ada hubungan diplomatik dengan Israel sampai negara itu menandatangani perjanjian damai dengan Palestina yang diakui oleh dunia internasional.

"Perdamaian harus dicapai dengan Palestina," kata Faisal, saat berkunjung ke Jerman, dikutip dari AFP, Kamis (20/8) kemarin.

Faisal menyatakan, bahwa Saudi tetap berkomitmen untuk berdamai dengan Israel berdasarkan Prakarsa Perdamaian Arab 2002. Menurutnya, perjanjian damai yang diakui internasional merupakan syarat utama untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

"Setelah itu tercapai, semua hal menjadi mungkin," ujarnya.

Sebelumnya pada Kamis pekan lalu, UEA dan Israel sepakat menormalisasi hubungan setelah ditengahi oleh Amerika Serikat (AS). UEA menjadi negara Arab ketiga yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel setelah Mesir dan Yordania.

Sebagai imbalannya, Israel berjanji menangguhkan pencaplokan Tepi Barat, Palestina, namun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut rencana itu masih ada meskipun dilakukan dalam jangka panjang.

Presiden AS Donald Trump dalam cuitannya memuji kesepakatan kedua pihak dan menyebutnya sebagai perjanjian perdamaian bersejarah antara dua sahabat besar.

Mendamaikan Israel dengan negara-negara Arab merupakan bagian dari strategi Trump di Timur Tengah untuk mencegah dominasi Iran di kawasan.

Senada dengan Trump, Netanyahu mengatakan kesepakatan dengan UEA merupakan hari bersejarah dan era baru bagi dunia Arab dan Israel.

Penandatanganan kesepakatan normalisasi hubungan antara UEA dan Israel akan dilakukan di Gedung Putih, Washington DC, dalam beberapa pekan mendatang, disaksikan langsung Trump.

Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, bahwa kesepakatan damai antara Uni Emirat Arab (UAE) dan Israel "menusuk Palestina dari belakang".

Pernyataan presiden itu disampaikan selama pertemuan para pemimpin Palestina, dengan dihadiri oleh perwakilan gerakan Hamas Islam dan gerakan Jihad Islam, yang digelar di Kota Ramallah Tepi Barat.

"UAE sedang berupaya mengakali kami bahwa kesepakatan damai dengan Israel sebagai imbalan untuk menghentikan rencana aneksasi oleh Israel, tetapi itu tidak benar," kata Abbas.

Sumber: