Pria Asal Cirebon Persunting Bule Cantik Jelita Asal Jerman, Sempat LDR Tujuh Bulan

Pria Asal Cirebon Persunting Bule Cantik Jelita Asal Jerman, Sempat LDR Tujuh Bulan

Mendapatkan perlakuan yang ramah, ia juga terkesan dengan sarapan bubur kacang dan es jeruk yang ia dapati di Cirebon. "Ia mencoba naik becak, mengenakan baju adat, dan sempat kaget dengan tatanan rias yang digunakan saat memakai baju adat," ujarnya.

Dari kunjungan Viola tersebut, bukan hanya budaya yang membuatnya terkesan. Namun juga perkenalannya dengan keluarga Agus. Pasalnya, agus adalah tulang punggung keluarga yang telah ditinggal ayahnya meninggal dan harus membiaya ibu dan keenam adiknya.

Sedangkan di Jerman sendiri, kulturnya untuk usia 18 tahun sudah harus mandiri dan tidak memiliki beban menghidupi keluarga. "Sistem yang berbeda tersebut ternyata membuat Viola sangat bangga pada saya. Dan dari situ, dia lebih serius dengan hubungan kami," bebernya.

Sebelum menjadi awak kapal pesiar, Agus pernah memiliki toko emas dan benda antik semasa ia sekolah. Namun gulung tikar. Dari situ, siswa lulusan SMK Mandiri ini pun sempat menjadi pegawai salah satu hotel di Qatar.

Kondisi finansial, tentu menjadi salah satu yang ia pikirkan saat hendak melangkah ke pelaminan. Karena, semasa bekerja pun, Agus belum bisa sepenuhnya menabung untuk membiayai dan membangun rumah tangganya. Tetapi, dia terlebih dahulu menghidupi ibu dan adik-adiknya.

"Selama saya bekerja, saya juga lunasi dahulu utang-utang orangtua. Sehingga, saya belum memiliki tabungan untuk meminang Viola pada saat itu," terang pria yang saat ini memiliki buah hati bernama Theo itu.

Kemudian, Agus terus terang dan terbuka dengan Viola. Dan ternyata, Viola sangat menerima keadaannya dan bangga dengan Agus.

Tak hanya sampai di situ, permasalahan perbedaan agama menjadi perdebatan antar keduanya. Mereka sama-sama menyadari hal tersebut tidak bisa berjalan di Indonesia. Meskipun pernikahan beda agama tak menjadi sebuah permasalahan di Jerman sana.

"Dari situ, Viola mulai sedikit goyah. Dia sempat hilang kabar. Karena saya juga menekankan pada dia bahwa saya tidak bisa mengorbankan agama saya dan tak mau Viola mengorbankan agamanya," ungkapnya.

Sama-sama menerima keputusan untuk tak saling mengubah keyakinan. Keduanya pun mulai mengurus surat-surat kebutuhan administratif untuk melakukan pernikahan di Jerman. Sudah hampir rampung, lalu keduanya mulai mengurusi tiket keberangkatan ke Jerman.

Namun sayang, ternyata ada satu dokumen dari kedutaan yang sulit didapatkan. Dan tak bisa diperoleh pada hari yang ditentukan. "Di situ, pernikahan kami pun dibatalkan. Ditunda untuk sementara waktu, karena dokumen kurang lengkap," terangnya.

Dengan sulitnya mendapatkan dokumen untuk melangsungkan pernikahan beda agama, akhirnya di tahun 2016 Viola memutuskan untuk pindah ke agama Islam di Masjid Raya At-Taqwa.

Pernikahan pun kemudian dilangsungkan di kediaman Agus dengan sederhana. Setelah itu, keduanya kembali ke Jerman. Namun kendala administratif kembali dialami Agus. Seperti visa. Terpaksa di kehamilan muda isterinya itu, Agus tak bisa menemani karena harus menunggu visa.

"Saya baru bisa menemani Viola di usia kehamilan 7 bulan," ungkapnya.

Bahkan sampai usia sang anak mencapai 2 tahun, Agus masih harus kembali ke Indonesia karena masa visa yang habis dan kembali menunggu pengurusan visa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: