Vaksin Covid-19 Mestinya Sekali untuk Seumur Hidup
Inactivated vaccine adalah bentuk vaksin yang dilemahkan sehingga tidak lagi menyebabkan penyakit. Vaksin yang dibuat dengan metode inaktivasi biasanya perlu beberapa dosis sebelum seseorang bisa mendapatkan kekebalan yang diinginkan.
Sementara itu, vaksin Merah Putih dikembangkan dengan metode rekombinan.
"Kalau Merah Putih adalah sub unitnya. Tidak seluruh virusnya, hanya bagian-bagian tertentu dari virus yang dianggap penting kemudian diperbanyak dan dijadikan antigen," tuturnya.
Vaksin Merah Putih sendiri dijadwalkan bisa menyelesaikan uji coba pada hewan di akhir tahun 2020. Setelah uji hewan efektif, bibit vaksin nantinya akan diserahkan ke Bio Farma untuk kemudian dilakukan uji praklinis dan klinis.
Kedua vaksin Corona ini, baik Merah Putih dan Sinovac, dijadwalkan bisa rampung pada pertengahan 2021.
Terkait uji klinis vaksin Sinovac di Universitas Padjajaran dan Biofarma, Juru Bicara Kementerian BUMN Arya Sinulingga menegaskan selain syarat usia 18-59 tahun, relawan yang akan ikut uji klinis merupakan warga Bandung Raya, Jawa Barat.
"Terkait uji klinis calon vaksin, ada berbagai persyaratan untuk menjadi relawan uji klinis calon vaksin COVID-19, salah satunya adalah keharusan domisili di Bandung raya dan larangan meninggalkan wilayah penelitian hingga penelitian selesai," ujarnya.
Dengan demikian, uji klinis itu tidak bisa diberlakukan bagi warga di luar Bandung Raya. Saat ini, tim peneliti masih terus mengumpulkan relawan untuk uji klinis fase ketiga ini.
"Warga Bandung Raya yang memenuhi kriteria bisa berpartisipasi dan menjadi bagian dari perjalanan bersejarah hadirnya vaksin yang sangat diharapkan kehadirannya di bumi pertiwi ini," ucap Arya.
Sementara di Indonesia masih mengembangkan, Rusia justru sudah siap meregistrasi obat COVID pada 12 Agustus 2020.
Wakil Menteri Kesehatan Oleg Gridnev mengatakan vaksin COVID akan diprioritaskan pada pekerja medis serta warga lanjut usia. "Pendaftaran vaksin yang dikembangkan Gamelei Center bakal dilaksanakan pada 12 Agustus," kata Gridnev kepada awak media dikutip RIA Novosti.
Dikatakannya, saat ini, tim peneliti sudah berada di tahap ketiga, yang dia sebut tahap terakhir dalam pengembangan obat COVID-19. Dia menturukan fase ini merupakan momen yang sangat penting.
"Kami harus memahami bahwa vaksin ini sendiri sudah aman," paparnya.
Kementerian Kesehatan Rusia mengaku tengah memeriksa dokumen yang dibutuhkan oleh Gamelei Center dalam mematenkan obatnya.
Dokumen yang dibutuhkan tersebut termasuk data dari uji klinis. "Proses registrasi tergantung dari hasil uji coba," jelas kementerian.(gw/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: