Ibas Banggakan Ekonomi di Era SBY, Demokrat-PDI Perjuangan Memanas

Ibas Banggakan Ekonomi di Era SBY, Demokrat-PDI Perjuangan Memanas

"Pernyataan Mas Ibas juga disampaikan dalam acara internal FPD DPR RI untuk koordinasi, konsolidasi, dan membangun semangat kader. Khususnya anggota FPD DPR RI. Tidak ada satu kalimat pun yang menyerang pemerintah saat ini. Pernyataan itu semata-mata untuk membangun semangat dan menginspirasi anak-anak bangsa. Terutama kader Demokrat," pungkas Marwan.

Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Ossy Dermawan. Dia menegaskan 10 tahun masa kepemimpinan SBY diliputi segudang prestasi.

"Apa pun tanggapannya, tidak bisa menafikan fakta bahwa 10 tahun SBY pertumbuhan ekonomi 6 persen, kemiskinan turun, pengangguran turun, rasio utang turun, cadangan devisa naik," kata Ossy di Jakarta, Jumat (7/8).

Dia menyebut SBY mewariskan ekonomi yang baik untuk pemerintahan Jokowi. "Karena warisan ekonomi yang baik inilah, maka pemerintah Jokowi punya uang untuk bekerja lanjutkan pembangunan," terangnya.

Ossy menjawab anggapan SBY tak pernah membangun infrastruktur. Dia menegaskan SBY juga membangun infrastruktur selama 10 tahun memimpin.

"Saya sampaikan bahwa pembangunan infrastruktur berjalan selama 10 tahun. Bahkan infrastruktur TNI dibangun melalui modernisasi alutsista secara masif. Jangan sampai dianggap semua yang ada sekarang ini hanya dibangun oleh pemerintah sekarang," imbuhnya.

Terpisah, Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily menilai Waketum DPP Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono seperti kurang wawasan.

"Pernyataannya Mas Ibas sangat tidak tepat membandingkan perkembangan ekonomi di saat pandemi COVID-19 dengan kondisi normal di era Presiden SBY. Seharusnya disertai dengan melihat dan membandingkan data-data perekonomian saat ini dan negara-negara lain," kata Ace Hasan di Jakarta, Jumat (7/8).

Dia menyebut kondisi ini tidak hanya dialami Indonesia. Tetapi negara-negara lain yang menerapkan pembatasan sosial mengakibatkan turunnya output ekonomi. Ace menyebut World Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tahun ini negatif/terkontraksi.

"Ini menjadi krisis ekonomi terparah sejak The Great Financial Crisis pada 1930-an. Presiden Jokowi sendiri telah berusaha untuk terus mengambil kebijakan sangat serius. Presiden sejak awal menyeimbangkan antara rem dan gas dalam menjaga stabilitas ekonomi, menyeimbangkan antara penanganan kesehatan dan upaya pemulihan ekonomi," terang Ace.

Salah satu strateginya adalah terus mendorong belanja pemerintah. Ini dilakukan mengingat dalam kondisi krisis, pertumbuhan ekonomi perlu ditopang belanja pemerintah. "Coba lihat data-data dari negara lain tentang pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua. Singapura mengalami -12,6 persen, Jerman -10,1 persen, Amerika Serikat - 32,9 persen. Negara-negara lainnya telah mengalami resesi," paparnya. (rh/zul/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: