Bansos Rp2,4 Juta per Orang Tidak Dinikmati Semua Pekerja, Bagaimana Cara Memilih Target?

Bansos Rp2,4 Juta per Orang Tidak Dinikmati Semua Pekerja, Bagaimana Cara Memilih Target?

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyebut, sekitar 13 juta pekerja akan mendapatkan bantuan sosial. Pemerintah sudah menyiapkan anggaran Rp31 triliun untuk dana tersebut.

Bantuan sosial yang dimaksud untuk pekerja dengan gaji di bawah Rp5 juta per bulan. Hitungan kasarnya, Rp31 triliun dibagi 13 juta, ketemu angka sekitar Rp2,4 juta. 

Dengan kata lain, 13 juta pekerja itu akan mendapatkan bansos masing-masing sekitar Rp2,4 juta. 

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad minta pemerintah dapat adil dalam memilih target penerima insentif Rp2,4 juta per orang bagi pekerja dengan upah di bawah Rp5 juta per bulan. 

Tauhid mengatakan hal itu harus dilakukan karena insentif Rp2,4 juta hanya diberikan kepada 13 juta orang, sedangkan pekerja di sektor formal ada sekitar 52,2 juta orang. 

“Gagasan ini menarik tapi akan menjadi masalah termasuk pertanggungjawabannya di kemudian hari. Ada ketidakadilan kalau itu diterapkan. Kenapa tidak semuanya karena pekerja formal 50 juta orang,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis (6/8) dikutip dari JPNN.

Tauhid menilai sangat tidak adil jika pemerintah menetapkan target penerima insentif berdasarkan basis data kepemilikan BPJS Ketenagakerjaan sebab semua pekerja berarti memiliki hak untuk mendapat Rp2,4 juta.

“Bagaimana memilih 13 juta? Ada ketidakadilan kalau diberikan dan kenapa hanya dari BPJS Ketenagakerjaan yang dijadikan dasar. Semua punya hak kalau itu untuk pekerja,” ujarnya. 

Menurutnya, pekerja dengan penghasilan di bawah Rp5 juta tidak tergolong masyarakat miskin, melainkan kelas menengah yang cenderung sedang menekan konsumsi di masa krisis pandemi. 

“Itu bukan orang miskin dan tidak akan mendorong konsumsi kalau diberi bantuan karena mereka akan menyimpan uang itu untuk berjaga-jaga dan menahan konsumsi,” tegasnya. 

Ia melanjutkan, pengeluaran yang akan dilakukan oleh mereka pada umumnya bukan untuk makanan melainkan pendidikan, kesehatan, liburan seperti hotel dan restoran yang dalam masa pandemi Covid-19 masih terbatas. (jpnn/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: