Pemkot Tegal Jangan Cepat-cepat Putuskan Pembelajaran Tatap Muka, Hati-hati
Pemkot Tegal merencanakan akan menyelenggarakan pembelajaran tatap muka untuk sejumlah jenjang sekolah mulai Agustus mendatang. Sekretaris Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tegal Amiruddin mewanti-wanti, pembukaan sekolah perlu hati-hati dan memenuhi semua persyaratan, meski Kota Tegal kini berstatus Zona Hijau.
Sebelum membuka sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) harus memastikan seluruh sekolah di Kota Tegal telah menyiapkan fasilitas untuk pembelajaran tatap muka, terutama dalam menerapkan protokol kesehatan. Misalnya, penyediaan thermogun yang cukup, tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun, serta masker.
Kemudian memasang informasi, imbauan, dan memberikan edukasi agar warga sekolah mematuhi protokol kesehatan, termasuk jaga jarak fisik selama berada di sekolah. Bagi kantin yang dapat menyebabkan kerumunan, sebaiknya dipertimbangkan.
“Secara administrasi juga harus lengkap, yakni ada persetujuan orang tua siswa dan komite sekolah,” kata Amir.
Terpisah, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pancasakti Tegal Purwo Susongko berpendapat, sebaiknya, Pemkot Tegal jangan cepat-cepat memutuskan untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Keselamatan siswa harus menjadi pertimbangan yang utama. Meski diadakan secara bergiliran sekalipun, tetap riskan.
“Meski sekolah bergiliran, menurut saya riskan. Mereka kan di kelas yang sama. Saya melihat di beberapa daerah seperti itu,” ujar Purwo.
Menurut Purwo, paling cepat sekolah bisa dibuka akhir tahun. Selama itu, dilakukan pembelajaran daring yang dikemas menyenangkan, namun tetap formal. Siswa belajar dengan mengenakan seragam di rumah, sedangkan guru mengajar dengan mengenakan seragam di sekolah.
“Untuk tingkat dasar, perlu didampingi orang tua,” ujar Purwo.
Di samping itu, sekolah harus membuat sistem yang baik. FKIP sendiri akan mengadakan Pengabdian Masyarakat mengenai sistem pembelajaran daring dengan Microsoft 365. Sistem tersebut dinilai lebih efektif ketimbang aplikasi meeting.
“Dengan aplikasi tersebut, kepala sekolah bisa memantau langsung,” ungkap Purwo. (nam/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: