Tantang Dokter Debat soal Covid-19, Jerinx: Perlu Berapa Banyak Lagi Dokter-dokter yang Harus Saya Permalukan

Tantang Dokter Debat soal Covid-19, Jerinx: Perlu Berapa Banyak Lagi Dokter-dokter yang Harus Saya Permalukan

Sejak mewabahnya pandemi virus corona baru atau covid-19, Jerinx Superman Is Dead (SID) meyakini virus yang dianggap mematikan itu merupakan konspirasi. Suami Nora Alexandra itupun rupanya masih kekeh mempertahankan argumennya tentang teori konspirasi virus corona itu.

Belakangan, penggebuk drum asal Bali ini membuat riuh setelah mengunggah foto dr. Indra Yovi. Dalam postingan di Instagram @jrxsid, Jerinx menampilkan foto Indra Yovi disertai keterangan.

"Kalau tidak percaya Covid-19 boleh coba masuk ruang isolasi tanpa APD," tulis pernyataan dr. Indra Yovi, yang kemudian diunggah ulang oleh Jerinx.

Melihat kesempatan tersebut, Jerinx pun ingin dipertemukan dengan Yovi untuk menerima tantangannya. "Ada yang bisa koneksikan saya dengan si Yovi ini?" tulis Jerinx seperti dikutip Sosok.ID dari Instagram @jrxid, Sabtu (18/7) lalu.

"Saya sudah coba sejak berbulan bulan lalu dan TIDAK ADA RS yg ijinkan saya ketemu pasien tanpa APD," lanjutnya.

Seperti diketahui, Jerinx cukup kencang menantang rumah sakit covid-19, khususnya di Bali untuk menerimanya datang tanpa menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

Namun belum ada satu pun rumah sakit yang mengizinkannya. Karena hal itu berisiko besar bagi keselamatan Jerinx sendiri. "Saya sudah siap mati demi ini. Apa MEREKA siap RAHASIA DAPURNYA kebongkar?"

"Mas @dr.tirta ada kontaknya Yovi? Tolong balas DM ya. Suwun," tutup Jerinx.

Melansir Tribun Pekanbaru, dr. Indra Yovi selaku Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Riau menanggapi ucapan Jerinx. Menurutnya, dia tidak ingin menghabiskan energi untuk menanggapi celotehan Jerinx.

"Kita tidak kehilangan fokus menangani Covid-19. Lebih baik banyak melakukan hal-hal yang positif, dari pada menghabiskan energi untuk hal-hal yang tidak perlu," kata Yovi, Jumat (17/7).

Alumni kedokteran Universitas Indonesia ini sebelumnya pernah menyampaikan tentang adanya beberapa kelompok masyarakat yang tidak percaya dengan keberadaan virus corona. Padahal, kasus infeksi di Indonesia kian melonjak, dibarengi dengan jumlah korban jiwa yang masih bertambah.

Sangat disayangkan karena ketidakpercayaan itu disebarluaskan melalui media sosial, yang ikut menggoyahkan kewaspadaan masyarakat tentang bahaya penyebaran Covid-19.

Masyarakat terdampak pandemi corona pun tidak sedikit. Sebab segala sektor termasuk ekonomi kian melemah, menyebabkan beberapa orang terpaksa kehilangan pekerjaannya.

"Bisa saja mereka tidak percaya itu karena mereka tidak merasakan. Tapi kalau ingin tahu betul boleh masuk ke ruangan isolasi pasien positif tanpa menggunakan APD dan kita buktikan apa hasilnya," kata Indra Yovi dalam pernyataan sebelumnya.

Sumber: