APBN Defisit Rp1.039 Triliun, Mimpi Indonesia 2045 Ambyar

APBN Defisit Rp1.039 Triliun, Mimpi Indonesia 2045 Ambyar

Angka defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 meningkat menjadi Rp1.039 triliun. Kondisi ini merupakan pilihan pahit demi mendorong ekonomi nasional dari hantaman pandemi Covid-19.

Staf Khusus Menteri Keuangan (Kemenkeu) Yustinus Prastowo mengungkapkan, membengkaknya defisit APBN 2020 merupakan jalan yang terbaik demi meringankan beban masyarakat Indonesia yang terdampak virus corona.

"Tahun ini sangat challenging dan penerimaan pajak kita juga turun, begitu juga ekonomi kita melambat. Ya, mau tidak mau terjadi defisit sampai Rp1.039 trilin. Ini merupakan pilihan yang pahit," ujarnya dalam video daring, kemarin (14/7).

Dijelaskan, pemerintah mengambil kebijakan semata-mata demi menolong rakyat Indonesia di mana ekonomi dalam keadaan sulit akibat gempuran Covid-19. Kondisi ekonomi sulit juga dirasakan oleh negara lain di dunia.

Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini, semua rencana jangka pendek maupun panjang pemerintah, akan direvisi. Termasuk rencana tahun 2045 juga akan direvisi akibat mencermati kondisi seperti ini.

"(Pandemi Covid-19) Telah merugikan rakyat Indonesia. Mimpi tahun 2045 juga akan terjadi revisi, sebab interupsi-interupsi tidak bisa kita kelola dengan baik," katanya.

Selain menggulirkan stimulus, lanjut dia, agar perekonomian nasional stabil maka mengharapkan RUU Omnibus Law. Kebijakan yang telah disusun sebelum pandemi Covid-19 itu diyakini bisa mendongkrak ekonomi Tanah Air yang saat ini tengah porak-poranda kegananasan virus corona.

"Dengan Omnibus Law, menurut kami sangat mungkin (Memulihkan ekonomi nasional) saat ini. Mungkin bukan the best policy atau second best, tapi itu yang paling mungkin saat ini," tuturnya.

Terpisah, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ariyo Irhamna mengatakan, APBN 2020 untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19 harus digunakan secara maksimal, sehingga masyarakat yang terdampak Covid-19 bisa merasakan keringanan di saat ekonomi sulit seperti ini.

"Masukan saya agar alokasi budget yang defisit besar harus dioptimalkan untuk penanganan Covid-19 dan harus optimal," ujarnya kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (14/7).

Pemerintah sendiri telah menambah anggaran untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari Rp677,2 triliun menjadi Rp695,2 triliun. Bertambahnya anggaran tersebut diharapkan bisa mengurangi tekanan berat terhadap ekonomi nasional yang sudah terjadi pada kuartal II/2020.

"Selain itu, publik, KPK, kejaksaan, dan kepolisian harus ikut untuk mengawasi anggaran tersebut," pungkasnya. (din/zul/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: