Pengunjung Guci Harus Tunjukkan KTP-el, Bukan Warga Kabupaten Tegal Diputar Balik

Pengunjung Guci Harus Tunjukkan KTP-el, Bukan Warga Kabupaten Tegal Diputar Balik

Obyek Wisata Pemandian Air Panas Guci terancam ditutup lagi jika terjadi klaster covid-19 dari obyek wisata tersebut. Karenanya, pengelola, wisatawan dan masyarakat di Kawasan Guci harus patuh terhadap protokol kesehatan.

"Jika muncul klaster baru di Guci, maka mau tidak mau harus ditutup kembali,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono saat memimpin Rapat Evaluasi Simulasi Tatanan Normal Baru Guci di Kantor UPTD Guci, kemarin.

Menurut Joko, untuk mencegah munculnya klaster covid-19 di Guci, jumlah pengunjung harus dibatasi. Pengunjung dari luar Kabupaten Tegal juga harus dicegah.

Pencegahan itu akan dilakukan Pemkab Tegal dengan melakukan screening dua tahap. Tahap pertama, pengecekan screening dilakukan di depan Kafe Mamapi.

Kemudian pengecekan kedua dilakukan di Pintu Masuk Guci. Jika ada pengunjung dari luar kota yang akan masuk ke Guci, harus putar balik.

"Dua tahap pengecekan itu, untuk meminimalisir kemacetan di pintu masuk Guci," kata Joko menjelaskan.

Joko melanjutkan sebelum masuk ke Kawasan Guci, wisatawan harus menunjukkan KTP-el kepada petugas. Lalu, pengunjung dapat memindai kode QR melalui aplikasi scan QR.

Apabila warga Kabupaten Tegal, akan dipersilahkan masuk setelah sebelumnya membayar retribusi di pintu loket. "Pengunjung dan petugas Guci wajib menerapkan protokol kesehatan. Pakai masker, cuci tangan pakai sabun dan jaga jarak," sambungnya.

Menurut Joko, penerapan protokol kesehatan adalah kunci utama. Untuk itu, Joko mengajak para pelaku usaha seperti penginapan dan pedagang yang berada di kawasan Guci supaya melakukan pengawasan secara rutin.

Mulai dari penyemprotan disinfektan, menyediakan tempat cuci tangan di area sekitar penginapan maupun lokasi wisata seperti spot selfie. Begitu pula dengan jasa sewa kuda.

Pemilik kuda harus rajin menyemprotkan disinfektan pada tempat duduk serta tali pegangan yang ada pada pundak kuda. "Karena area itu rentan dipegang orang banyak," imbuhnya. (yer/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: