Pemudik Ditolak Warga lalu Diantar ke Karantina

Pemudik Ditolak Warga lalu Diantar ke Karantina

Pikirkan berkali-kali untuk kembali ke Banyumas. Khususnya bagi warga perantauan yang datang dari zona merah.

Pasalnya, meski ada opsi karantina mandiri, tetap harus karantina di GOR Satria, jika warga sekitar menolak. Seperti yang dialami salah seorang pemudik asal Bekasi, L (30).

Warga Desa Pasir Wetan tersebut sudah tiga hari berada di Banyumas, bersama putrinya yang berusia 8 tahun. Meski begitu, L dan putrinya terpaksa diantar perangkat desa setempat ke GOR Satria untuk karantina, meski sudah menjalani karantina secara mandiri. Hal itu dikarenakan adanya protes dari warga sekitar.

Kadus 2 Desa Pasir Wetan, Dodi mengaku, memang protes dari warga. "Kalau satu dua yang protes masih bisa diberi pengertian. Lah kemarin banyak yang protes, akhirnya desa berinisiatif mengantar yang bersangkutan ke GOR," katanya.

"Warga sih tidak datang langsung. Tapi protesnya lewat WA," imbunya.

L sendiri mengaku tidak ada keinginan untuk pulang ke Banyumas di masa pandemi seperti ini. Namun karena ada kepentingan keluarga yang tidak bisa dijelaskan, dia pun mengambil cuti kerja agar bisa ke Banyumas.

"Cutinya sampai, Minggu (12/7). Kalau dikarantina 14 hari bagaimana pekerjaan saya," katanya.

L justru khawatir tertular Covid-19 jika ikut karantina di GOR Satria, makanya lebih memilih karantina mandiri, yang lebih terkontrol. Apalagi menurutnya penghuni GOR Satria memiliki banyak latar belakang profesi dan datang dari berbagai daerah.

Dia berharap agar hasil swab, Jumat (10/7), bisa keluar secepatnya agar bisa kembali ke Bekasi, Minggu (12/7). "Malah jadi takut ketularan di sini," ungkap L.

Dari data Petugas Registrasi Karantina BPBD Banyumas, hingga Jumat (10/7) pukul 09.30 setidaknya sudah ada 22 orang yang dikarantina di GOR Satria. Dengan rincian perempuan 9 orang dan sisanya laki-laki.

Pemudik datang dari Jakarta, Sulawesi, Surabaya, Tangerang, Jabar, Mojokerto, Ngawi, Medan dan Malaysia. (yda/zul)

Sumber: