Keluarga ABK Brebes yang Tewas Tenggelam Minta Tanggung Jawab Pemilik Kapal
Jenazah Nur Rokman, 27, warga Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba yang yang meninggal akibat tenggelamnya Kapal Motor (KM) Putra Luragung Putri Tegal, di Perairan Tulang Bawang, Lampung pada (16/6) lalu sudah tiba di kediamannya.
Jenazah tiba di kediaman keluarga korban sekitar pukul 15.00 WIB, kemarin.
Tokoh masyarakat Desa Grinting yang juga Anggota DPRD Brebes Wamadiharjo Susanto membenarkan bahwa jenazah korban sudah dimakamkan oleh pihak keluarga. Pemakaman sendiri dilaksanakan sekitar pukul 17.00 WIB di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat.
"Jenazah korban sudah tiba di Brebes kemarin sekitar pukul tiga sore dan langsung dimakamkan hari itu juga sekitar pukul lima sore," ungkapnya, Kamis (2/7).
Dia juga menjelaskan, dari pihak keluarga korban meminta pihak pemilik kapal untuk bertanggungjawab atas kejadian tersebut. Pasalnya, korban merupakan tulang punggung bagi keluarga.
"Yang mengurus hak-hak korban pakdenya. Tapi, kalau ada apa-apa biasanya hubungi saya," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, dari informasi di lapangan, dalam kejadian tersebut, 20 ABK termasuk nahkoda ada di dalam kapal yang baru saja menebar jaring. Dua ABK di antaranya ditemukan meninggal dunia dan satu lainnya hingga kini masih dinyatakan hilang.
"Dua ABK yang meninggal itu salah satunya merupakan keponakan saya. Jasadnya diketemukan pada, Sabtu (27/6) lalu," ungkap paman korban, Zaenudin di kediaman keluarga korban di Desa Grinting Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes, Selasa (30/6).
Diceritakannya, ke 17 ABK yang selamat sudah dipulangkan ke Tegal. Pihak ABK yang dinyatakan selamat juga mendesak pihak pemilik kapal untuk bertanggungjawab perihal kejadian tersebut.
"Keponakan saya sudah bekerja di kapal itu kurang lebih satu tahun. Jadi, kami meminta haknya, serta asuransi atas kejadian ini diberikan," ujarnya.
Tulang Punggung Keluarga
Jenazah Nur Rokman, warga Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba sudah tiba di Brebes dan dimakamkan oelh pihak keluarga, Rabu (1/7) lalu. Pihak keluarga sangat kehilangan atas meninggalnya salah satu keluarganya. Apalagi, korban merupakan tulang punggung bagi keluarga.
Menurut Zaenudin, anak pertama dari pasangan Dartam dan Mukarol itu merupakan tulang punggung keluarga. Sesaat sebelum tenggelam sempat berniat akan pensiun sebagai ABK dan ingin membuka usaha warung kopi di kampung halamannya.
"Korban juga sudah berencana untuk membuka warung kopi di rumahnya. Bahkan, audah dibicarakan dengan pihak keluarga," pungkasnya. (ded/ima)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: