Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Makna Tradisi Unik Sedekah Laut di Pantai Utara Batang
NELAYAN - Ini dia keunikan dan makna dari tradisi sedekah laut yang banyak dilakukan oleh masyarat pesisir utara Jawa. -(Ilustrasi foto: pixabay/Kanenori)-
Mengingatkan masyarakat untuk menjaga kelestarian laut sebagai sumber kehidupan, serta menghargai hasil alam yang diperoleh.
Daya Tarik Wisata Budaya
Selain sebagai ritual adat, Sedekah Laut kini juga menjadi event wisata budaya yang menarik minat wisatawan. Pemerintah daerah bersama komunitas nelayan mengemas acara ini dengan atraksi tambahan seperti karnaval perahu hias, pameran UMKM, hingga festival kuliner laut.
BACA JUGA: 7 Monumen Ikonik di Tegal yang Menyimpan Nilai Sejarah dan Budaya Lokal
BACA JUGA: Gen Z Jarang Ada yang Tahu Budaya Kentrung khas Jawa Tengah, Ini Penjelasannya
Bagi wisatawan, momen ini menjadi kesempatan untuk menikmati budaya pesisir secara langsung, sekaligus mencicipi hasil laut segar yang dijual oleh nelayan setempat.
Media lokal seperti berita.batangkab.go.id mencatat, pada pelaksanaan tahun 2023, lebih dari 10.000 orang memadati Pelabuhan Klidang Lor untuk mengikuti dan menyaksikan prosesi Sedekah Laut.
Walaupun tradisi ini sudah berlangsung ratusan tahun, tantangan di masa kini tetap ada. Perubahan iklim, cuaca ekstrem, hingga penangkapan ikan berlebihan dapat mempengaruhi keberlangsungan kehidupan nelayan.
Melalui Sedekah Laut, pemerintah dan tokoh masyarakat berupaya menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem laut.
BACA JUGA: Bukan Camilan, 2 Oleh-oleh khas Tegal Ini Justru Sarat Makna Budaya
BACA JUGA: Sate Blengong, Kuliner khas Brebes yang Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Ritual ini diharapkan menjadi momen refleksi agar generasi muda mau melanjutkan tradisi, sekaligus merawat sumber daya alam pesisir.
Sedekah Laut sebagai Warisan Tak Benda
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah mendorong agar tradisi seperti Sedekah Laut dapat diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Pengakuan ini penting untuk melindungi ritual dari kepunahan dan memastikan bahwa nilai-nilai luhur di dalamnya tetap terjaga di tengah arus modernisasi.
Dengan dukungan semua pihak, tradisi ini tidak hanya menjadi pengikat solidaritas nelayan, tetapi juga magnet wisata budaya yang mampu memperkenalkan kekayaan kearifan lokal Batang kepada dunia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


