Filosofi di Balik Manisnya Wingko Babat dari Semarang
Berikut ini Radar Tegal Online telah merangkum asal usul dan makna dari wingko babat, oleh-oleh khas Semarang.-(Ilustrasi foto: YouTube/Ratna Damayanti)-
SEMARANG, radartegal.com - Wingko Babat khas SEMARANG kue kecil bertekstur kenyal dan wangi kelapa ia menyimpan jejak budaya, migrasi, dan makna sosial yang dalam.
Di permukaan, rasanya manis legit, kue wingko memancarkan filosofi ketekunan dan komitmen, karena pada tradisi asalnya kue ini kerap ikut dalam acara adat dan seserahan.
Banyak sumber sejarah kuliner mencatat bahwa meski wingko identik dengan kota Semarang hari ini, asal muasalnya justru berasal dari Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Berikut Radartegal.com akan membahas asal usul dari wingko babat khas Semarang ini. Simak penjelasan lebih lanjut di artikel berikut ini.
BACA JUGA: Keunikan Oleh-oleh khas Cilacap, Sale Pisang yang Gurih dan Manis
BACA JUGA: 10 Oleh-oleh Unik khas Semarang, Ini Rekomendasi Makanan dan Kerajinan Tradisional Terbaik
Asal-usul dan Jejak Sejarah
Menurut penelusuran sejumlah arsip dan tulisan jurnalis kuliner, wingko mulai diproduksi di Babat sejak akhir abad ke-19 oleh keluarga keturunan Tionghoa namanya disebut Loe Soe Siang beserta kelurga yang kemudian memperkenalkan jajanan ini ke wilayah lain.
Di Semarang sendiri, catatan muncul lebih akhir popularitasnya di sana baru meningkat sekitar tahun 1940-an saat para perantau dan pedagang membawa resep dan teknik pembuatan.
Fakta historis ini menjelaskan mengapa wingko sering disebut “khas Semarang” padahal akar tradisinya berasal dari Lamongan.
Makna Sosial dan Filosofi
Di daerah asalnya, wingko tidak semata camilan harian. Beberapa catatan etnografi dan tulis-menulis lokal menyebutkan wingko kerap masuk dalam seserahan atau simbol keseriusan ketika seorang laki-laki meminang calon istrinya.
BACA JUGA: Jenang Jaket, Oleh-oleh khas Banyumas yang Manis dan Melekat di Lidah
BACA JUGA: 8 Oleh-oleh khas Banyumas yang Wajib Dibawa Pulang, Dijamin Bikin Kangen
Kue ini melambangkan ketulusan, kerja keras, dan niat yang tegas semua kualitas yang disimbolkan melalui proses pembuatan yang sabar dan bahan-bahan sederhana namun bernilai.
Tradisi semacam ini mengubah wingko dari sekadar makanan menjadi penanda hubungan sosial.
Bahan, Rasa, dan Teknik Pembuatan Singkat
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

