Produksi Coklat di Lereng Gunung Slamet, Petani Kabupaten Tegal Berinovasi dengan Ubi Madu

Produksi Coklat di Lereng Gunung Slamet, Petani Kabupaten Tegal Berinovasi dengan Ubi Madu

COKLAT- Para petani di lereng Gunung Slamet beberapa tahun terakhir mencoba memproduksi coklat dengan menanam kakao.-Yeri Noveli-radartegal.disway.id

Dia tetap menanam kakao hingga berbuah. Lalu dia membuat coklat meski hanya dengan alat dan bahan seadanya. 

Rojai juga kerap mengikuti pelatihan serta pameran yang diadakan oleh dinas terkait.

"Dari pertama panen kakao, kami mencoba membuat coklat seadanya, dan hasilnya pun seadanya. Setelah itu, kami terus belajar dan belajar, mulai dari pengolahan, kemasan, dan lainnya," kata Rojai, Sabtu, 1 Februari 2025.

BACA JUGA: Puskesmas Jatinegara di Lereng Gunung Slamet Kabupaten Tegal Didatangi Laskesi, Ada Apa?

BACA JUGA 48 Hektare Hutan Lindung Lereng Gunung Slamet Rusak, Efek Perambahan di Kabupaten Tegal

Setiap panen kakao, Rojai selalu berinovasi mengembangkan jajanan coklat. Dia bertekad untuk menjadikan desanya sebagai penghasil coklat asli Kabupaten Tegal

Kali ini, coklat yang dibuatnya dipadukan dengan ubi madu. Kebetulan, kelompok tani ini juga menghasilkan ubi madu berkualitas tinggi. 

Dari sinilah tercipta perpaduan unik antara coklat dan ubi madu. Kaco atau kacang coklat, kini menggunakan kacang dari ubi madu. 

Sedangkan Ucok atau ubi coklat, menggabungkan antara ubi madu dengan coklat. Dengan paduan ini, rasa coklat pegunungan asli Desa Sokasari tidak kalah dengan coklat bermerek.

BACA JUGA: 681 Orang Jalani Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Lereng Gunung Slamet, 123 di Antaranya Santri

BACA JUGA: Berjarak 50,7 Km dari Alun-alun Pemalang, Desa di Lereng Gunung Slamet Ini Jadi Sentra Tembakau Kota IKHLAS

Coklat tersebut diproduksi dalam bentuk batangan dengan berbagai variasi. Hal itu untuk menambah daya tarik produk ini. 

"Coklat asal pegunungan Desa Sokasari ini dibuat sendiri, dari panen di pohon, diolah sampai menjadi coklat. Coklat ini akan terus kami kembangkan. Keinginan kami, ke depan ini memiliki wisata coklat di pegunungan pertama di Tegal," kata Rojai.

Untuk pemasaran coklatnya, Rojai menyerahkan tugasnya kepada anak perempuannya yang baru lulus SMK. 

Dia adalah, Riska Dwi Mulyaningsih, yang kini berusia 19 tahun. Riska sudah lama berkecimpung di dunia coklat. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: