Mitos Kisah Asmara Tragis Sepasang Kekasih di Pulau Kemaro

Mitos Kisah Asmara Tragis Sepasang Kekasih di Pulau Kemaro

Mitos kisah asmara tragis di Pulau Kemaro-Tangkapan layar YouTube/Sahabat Kreatif El-

Radartegal.com – Ada mitos populer di Pulau Kemaro tentang kisah asmara sepasang kekasih yang berujung tragis. Cerita ini sudah turun temurun khususnya di Palembang, Sumatera Selatan.

Mitos kisah asmara tragis di Pulau Kemaro ini terus beredar dari masa ke masa. Adapun tokoh yang dimaksud merupakan orang penting di jaman kerajaan dulu.

Munculnya mitos kisah asmara tragis di Pulau Kemaro ini tidak sedikit yang percaya, hingga konon bisa mempengaruhi hubungan orang-orang yang datang berkunjung. Namun mitos ini juga menjadi daya tarik tambahan dan menarik orang-orang datang untuk merasakan atmosfernya langsung.

Berikut tentang mitos kisah asmara di Pulau Kemaro yang konon dulunya berujung tragis. Simak ulasannya ya!

BACA JUGA: Mitos Sendangsono di Kulon Progo Konon Bisa Berikan Berkah

BACA JUGA: Mitos Gunung Ciremai yang Penuh Kesan Mistis, Pertarungan Gaib demi Ajian Jaran Goyang

Mitos kisah asmara tragis di Pulau Kemaro

Pulau Kemaro memiliki cerita turun temurun yang terkenal, berkaitan dengan kisah cinta antara seorang putri raja dari Palembang, Putri Siti Fatimah, dengan seorang saudagar Tionghoa bernama Tan Bun An. 

Kisah mereka berawal ketika Tan Bun An berlayar ke Palembang untuk berdagang dan jatuh cinta pada Putri Siti Fatimah. Cinta mereka bersemi dan keduanya memutuskan untuk menikah.

Sebelum pernikahan, keluarga Tan Bun An meminta agar ia membawa harta berupa 7 guci emas dari tanah leluhurnya. Saat dalam perjalanan, ternyata ada badai di laut dan kapal mereka terguncang hebat. 

Demi meringankan beban kapal, Tan Bun An memerintahkan anak buahnya untuk membuang sebagian isi guci-guci tersebut ke laut. Anehnya, bukan emas yang keluar, justru butiran beras. 

BACA JUGA: Mitos Gua Ngerong di Tuban saat Jumat Pahing, Ada Apa?

BACA JUGA: Mitos Gunung Rajabasa dan Kisah-kisah yang Viral

Merasa tertipu, Tan Bun An kemudian membuang semua guci ke laut. Di guci yang terakhir, baru ia menyadari bahwa di dasar guci terdapat butiran emas. Menyesal atas tindakannya, Tan Bun An kemudian menceburkan diri ke laut untuk mengambil guci-guci tersebut.

Sayangnya, ia tak pernah kembali ketika mencari guci di dasar laut tersebut. Putri Siti Fatimah yang menyaksikan kejadian itu, juga ikut menceburkan diri ke laut menyusul kekasihnya dan juga tak pernah kembali.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: