Fakta dan Mitos Larangan Keluar saat Maghrib, Ada Jin Berkeliaran?

Melainkan sebagai bentuk perlindungan dari kemungkinan gangguan setan atau energi negatif yang bisa mengganggu konsentrasi ibadah dan ketenangan suasana rumah.

Ustaz Adi Hidayat dalam salah satu ceramahnya juga menekankan bahwa anjuran Nabi SAW itu bersifat edukatif dan spiritual, bukan semata-mata larangan keras.

“Waktu maghrib itu adalah waktu transisi, dan Islam sangat memperhatikan transisi waktu, termasuk adab dan etika saat menghadapi perubahan siang ke malam,” ujar beliau dalam kanal YouTube resmi AH Official.

BACA JUGA: 5 Mitos Jembatan Suramadu Paling Populer, No 3 Bikin Ngeri!

BACA JUGA: Mitos tentang Uban Rambut, Dicabut Bikin Lebih Banyak? Simak Faktanya

Mitos atau Upaya Pencegahan?

Dari sudut pandang ilmu pengetahuan, kepercayaan tentang larangan keluar saat maghrib tidak memiliki dasar ilmiah yang dapat dibuktikan secara empiris.

Tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa waktu maghrib lebih berbahaya dibandingkan waktu lainnya secara gaib.

Namun demikian, sejumlah ahli psikologi dan antropologi budaya menilai bahwa mitos ini sebenarnya memiliki nilai edukatif yang penting.

Nilai Sosial

Selain aspek mistis dan keagamaan, waktu maghrib juga memiliki nilai sosial yang tinggi. Banyak keluarga di Indonesia menjadikan momen maghrib sebagai waktu berkumpul, makan malam bersama, atau melaksanakan salat berjamaah.

BACA JUGA: Mitos Kejatuhan Cicak, Pertanda Buruk atau Sekedar Kepercayaan?

BACA JUGA: Mitos dan Fakta Kedutan Mata Kiri Atas, Ini Penjelasan Medisnya

Nilai ini mendorong kebersamaan dan keharmonisan dalam rumah tangga, sesuatu yang kini mulai tergerus oleh kesibukan dan gawai digital.

Dengan demikian, larangan keluar saat maghrib bisa dimaknai sebagai upaya untuk menata ritme kehidupan keluarga, menjaga kebersamaan, serta mendekatkan diri kepada Tuhan dalam suasana yang tenang dan khusyuk.

Antara Mitos, Iman, dan Kearifan

Larangan keluar rumah saat maghrib memang mengandung unsur mitos yang kuat, namun tidak semuanya dapat disalahartikan sebagai tahayul.

Dalam Islam, anjuran untuk tetap berada di rumah pada waktu tersebut bersifat edukatif dan spiritual, bukan larangan keras yang menakut-nakuti.

Sumber: