Dari gagasan itulah lalu lahir aplikasi CANDI GARU, yang merupakan perpustakaan digital untuk siswa. Dalam aplikasi itu penuh dengan bacaan anak-anak bergambar, interaktif, dan gratis diakses kapan saja.
Mohammad Miftakhudin merinci, CANDI GARU tidak hanya menampilkan teks, tetapi juga ilustrasi yang menarik dan cerita yang dekat dengan dunia anak. Dengan konsep ini, gawai tak lagi menjadi lawan, melainkan kawan yang membantu anak untuk mencintai membaca.
BACA JUGA: Soal Sumbangan Biaya Pendidikan, Dikbud Kabupaten Tegal Respon Begini
BACA JUGA: Masuk Wajib Belajar 13 Tahun, Pemerintah Diharapkan Beri Perhatian Lebih pada Pendidikan Pra Sekolah
Inovasi yang tak gampang
Salha dan Mohammad Miftakhudin tak menampik untuk mewujudkan dua inovasi tersebut tidak gampang. Keterbatasan fasilitas dan jaringan internet menjadi kendala utama mereka.
Meski begitu, tekad kuat dan semangat dari guru-guru di SDN Jatilaba 02 untuk terus berinovasi, membuat tantangan tersebut tak berarti. Akhirnya keduanya berhasil membuktikan, inovasi bukan soal kemewahan teknologi, tetapi keberanian dan kemauan untuk mencoba serta belajar.
Saat ini, LABA SMART dan CANDI GARU sudah menjadi bagian dari kesehari-harian siswa. Hasilnya anak-anak belajar dengan cara yang lebih menyenangkan, orang tua merasa lebih dekat dengan proses pendidikan, dan guru memiliki ruang kreatif yang lebih luas.