Lokasinya yang strategis di pusat kota memudahkan akses. Meski tidak ada ritual khusus, makam ini tetap ramai dikunjungi para pencinta sejarah, keberadaannya mengingatkan kita pada warisan budaya Pekalongan yang perlu dilestarikan.
BACA JUGA: Mitos Makam Tua Di Pasar Senggol Tegal, Ada Penampakan Sosok Ini
BACA JUGA: Sejarah Hubungan Tegal dan Mataram Islam, Makam Sunan Amangkurat 1 Jadi Bukti Sahihnya
5. Makam Syekh Jangkung (Syekh Abdul Qohar)
Syekh Jangkung, murid Sunan Kalijaga, berjasa menyebarkan Islam di pesisir Pekalongan. Haul tahunannya selalu ramai dengan peziarah dari berbagai daerah.
Arsitektur Jawa-Islam yang unik dan fasilitas memadai membuat ziarah semakin bermakna. Selain berdoa, pengunjung bisa mempelajari kiprah ulama besar ini dalam dakwah Islam.
Penutup
Makam keramat padukuhan kraton Pekalongan bukan sekadar tempat ziarah, tetapi juga simbol sejarah dan budaya yang mengakar. Setiap makam menawarkan cerita unik, mulai dari peran para wali hingga tradisi turun-temurun.
Dengan mengunjunginya, kita tidak hanya mendapat berkah spiritual, tetapi juga memahami warisan leluhur yang adiluhung. Bagi masyarakat Pekalongan, makam keramat padukuhan kraton Pekalongan adalah bagian dari identitas yang harus dijaga.
BACA JUGA: Ziarah ke Makam Al Haddad Tegal, Cawalkot Faruq Didoakan Habaib Menang di Pilkada 2024
Dari ritual haul hingga kirab budaya, semua mencerminkan kearifan lokal yang harmonis. Semoga informasi ini menginspirasi Anda untuk menjelajahi sisi spiritual Pekalongan yang penuh makna. Selamat berziarah!
"Materi dalam artikel ini disusun dan dikumpulkan oleh Ikhfa Sufia Nurfadila, seorang mahasiswa magang dari KPI UIN Sunan Kudus."