Dalam tradisi Jawa, rezeki dianggap masuk ke rumah sepanjang siang, dan jika malam tiba rumah malah dibersihkan, itu bisa dianggap sebagai perbuatan yang “menyapu keluar” rezeki tersebut.
Menurut Primbon, menyapu malam juga bisa mendatangkan nasib buruk atau halangan dalam kehidupan finansial.
Meskipun tak ada dasar ilmiah yang kuat, banyak orang tua tetap meyakini hal ini dan mewariskannya dari generasi ke generasi sebagai bagian dari etika hidup.
BACA JUGA: Seram! Inilah Penjelasan Mitos Buka Payung di Dalam Rumah Bisa Bawa Malapetaka
Kenapa di Zaman Dulu Dilarang?
Jika dilihat dari sisi logika, larangan ini juga punya alasan praktis. Pada zaman dahulu, penerangan malam hari sangat terbatas.
Lampu minyak atau obor tentu tidak seefektif lampu listrik saat ini. Dalam kondisi remang-remang, menyapu bisa menjadi berbahaya. Ada risiko tersandung, terkena benda tajam, atau bahkan tidak bisa membersihkan dengan maksimal.
Alasan inilah yang membuat masyarakat dulu menghindari aktivitas menyapu di malam hari. Mereka lebih memilih untuk membersihkan rumah pada pagi atau siang hari, saat pencahayaan memadai dan pekerjaan bisa dilakukan lebih efisien.
Fungsi Sosial dan Kearifan Lokal
Mitos "Jangan Sapu Malam Hari" juga berfungsi sebagai alat pengatur sosial. Dalam masyarakat tradisional, malam hari adalah waktu untuk berkumpul bersama keluarga, merenung, atau beribadah.
BACA JUGA: Mitos atau Fakta? Ini Dampak Mengerikan di Balik Kebiasaan Duduk Lama, Otak Bisa Menyusut
BACA JUGA: Cek Fakta! 10 Mitos Seputar Bayi Baru Lahir yang Masih Dipegang Teguh Sampai Sekarang
Dengan adanya larangan ini, masyarakat diajak untuk lebih fokus menjaga ketenangan dan keharmonisan dalam rumah.
Budayawan Jawa, Suwardi Endraswara, dalam kajiannya menyebutkan bahwa mitos seperti ini merupakan bentuk kearifan lokal yang berfungsi membentuk pola hidup teratur.
Larangan menyapu malam menjadi simbol bahwa rumah tangga punya waktu tersendiri untuk bekerja, istirahat, dan menjalin kedekatan antaranggota keluarga.
Masih Relevan di Zaman Modern?
Di era sekarang, teknologi sudah memudahkan segalanya. Rumah terang benderang dengan listrik, dan alat penyapu pun makin canggih. Namun, mitos ini ternyata masih bertahan dan diyakini oleh sebagian masyarakat, terutama di daerah pedesaan.
BACA JUGA: 6 Mitos Pernikahan yang Bikin Gagal Nikah, Masih Percaya?