SLAWI, radartegal.com - Dalam kurun waktu 3 hari terakhir, sejak Jumat (17/1) hingga Minggu (19/1), Kabupaten Tegal dilanda bencana, mulai dari banjir tanah longsor hingga tanah bergerak. Bahkan, bencana yang melanda kali ini merupakan yang terparah sepanjang sejarah.
"Bencana ini terparah sepanjang sejarah di Kabupaten Tegal," kata Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal, Afifudin, Senin (20/1).
Menurut Afifudin, puncak musim penghujan diperkirakan terjadi pada bulan ini. Bahkan, intensitas hujan mengalami kenaikan sekitar 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kondisi itu, kata Afifudin, yang membuat bencana di Kabupaten Tegal terbilang paling parah. Dalam tiga hari terakhir sejak Jumat (17/1) mulai pukul 15.00 WIB, hujan lebat dengan intensitas tinggi terpantau di Bendungan Danawarih, Kecamatan Balapulang.
BACA JUGA: Sehari 2 Bencana Tanah Longsor Terjadi di Kabupaten Tegal, Salah Satunya Timpa Rumah Warga
BACA JUGA: Hujan Deras Semalaman, Kabupaten Tegal Dikepung Banjir
"Namun, luapan Bendungan Danawarih mulai berimbas di Slawi sejak pukul 17.00 WIB. Pertama di Dukuh Kembang Desa Kalisapu. Terdampak 12 rumah setinggi pinggang orang dewasa. Namun, 3 jam sudah surut," ujarnya.
Kemudian, ujar Afifudin, di Slawi Kulon banjir juga terjadi akibat tanggul sungai jebol yang berimbas pada 2 RT, namun hanya 1 jam surut. Banjir berlanjut ke wilayah utara melalui Sungai Gung ke Desa Pedagangan, Adiwerna, Pesarean, Lemahduwur dan Kajen, pergeseran luapan Sungai Gung sekitar 1 jam.
"Di wilayah timur dari Sungai Cacaban dengan limpasan Bendung Dukuhjati yang berimbas di Desa Sidaharja, Kecamatan Suradadi. Namun, air naik ke pemukiman warga pagi hari dan terus naik hingga malam hari," kata Afifudin.
Di wilayah yang sama, kata dia, limpasan juga terjadi di Bendung Cipero wilayah Kecamatan Warureja. Bendungan itu mengalami limpasan sekitar 150 meter.
BACA JUGA: Banjir di Kabupaten Brebes Meluas Hingga 5 Kecamatan, Ribuan Rumah Terdampak
BACA JUGA: Banjir dan Tanah Longsor Mengintai Warga Kabupaten Tegal, Ini Titiknya
Imbasnya, imbuh Afifudin, Desa Kedungjati kebanjiran, tapi hanya berlangsung 1 jam. Setelah itu, selang 1 jam banjir melanda desa di bagian utara, yakni Desa Kendayakan, Banjaragung, dan Kedungkelor. Air masuk ke perumahan warga mulai pukul 21.00 WIB hingga pagi hari.
Di wilayah Margasari, Sungai Pemali juga meluap. Bendungan Notog dengan limpasan 410 centimeter. Padahal, batas maksimal bendungan itu hanya 50 centimeter. Selain itu, Sungai Pondok dan Sungai Kumisik juga meluap yang berimbas puluhan rumah terendam banjir.
"Di Desa Pakulaut ada 40 rumah, Dukuh Tengah 10 rumah, Kaligayam 2 RT dan Prupuk 2 RW," ujarnya.