TEGAL, radartegal.id - Demi mencegah maraknya perkawinan anak di Tegal, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP2PA) Kota Tegal melalui Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengadakan sinau bareng. Bertajuk Sinau Bareng Forum Anak Tegal Bahari (Sinar Fantri), kegiatan itu digelar di Pendapa Kecamatan Tegal Selatan, Kamis, 4 Juli 2024 pagi.
Selama kegiatan berlangsung, Pendapa Kecamatan Tegal Selatan dipenuhi anak-anak remaja berpakaian kasual. Mereka adalah anggota Forum Anak Tegal Bahari (Fantri) yang akan mengikuti Sinau Bareng Forum Anak Tegal Bahari (Sinar Fantri).
Sembari menunggu acara dimulai, seorang lelaki memasang kertas pada dinding-dinding pendapa dan meletakan kursi di bawahnya. Lelaki itu adalah Fasilitator Lembaga Perlindungan Anak Klaten Erry Pratama Putra.
Kertas yang dipasang Erry diisi dengan berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan tema Sinar Fantri kali ini, yakni Internet Sehat dan Pencegahan Perkawinan Anak. Kertas tersebut nantinya akan diisi oleh setiap anak yang mengikuti Sinar Fantri.
BACA JUGA: Cegah Perkawinan Anak, Pemkab Tegal Teken MoU dengan Pengadilan Agama Slawi
BACA JUGA: Kasus Perkawinan Anak di Bawah Umur Kabupaten Tegal Turun 16,7 Persen
Kegiatan Sinar Fantri ini mendapat apresiasi langsung dari Camat Tegal Selatan HMB Budi Santosa. Sebagai pemangku wilayah, Budi dalam sambutannya mengapresiasi Sinar Fantri yang diadakan DPPKBP2PA di Pendapa Kecamatan Tegal Selatan sebagai kegiatan bermanfaat untuk anak-anak di masa libur sekolah, terutama anak-anak Fantri.
Manfaat mengikuti Sinar Fantri dirasakan benar oleh anggota Fantri, salah satunya Aurelia Cheryl Rizan, 18. Dengan mengikuti kegiatan ini, siswi Kelas XII SMAN 1 Kota Tegal itu merasa sama sekali tidak terganggu liburannya.
“Sinar Fantri menjadi media yang baik untuk mengisi liburan, daripada hang out tidak jelas dan menghabiskan uang. Lebih baik belajar di circle yang baik,” ucap Cheryl.
Setelah mengikuti Sinar Fantri, Cheryl mendapatkan berbagai pengetahuan baru. Misalnya, terkait kekerasan anak, dari yang sebelumnya dianggap normal, ternyata merupakan hal yang salah dan harus dihindari.
BACA JUGA: Nomor Delapan di Dunia, 1,2 Juta Perempuan di Indonesia Sudah Lakukan Perkawinan Anak
BACA JUGA: Tanggulangi Stunting di Kota Tegal, Sekda Tugaskan Kepala OPD Jadi Ayah Angkat
Sinar Fantri juga melatih Cheryl untuk bekerja sama dengan belajar berkelompok, serta mengasah kemampuan public speaking. Setelah kembali ke sekolah, siswi yang mendapatkan kesempatan mengikuti pertukaran pelajar di Amerika selama satu tahun itu ingin menjadi pelopor. Contohnya, dalam pencegahan kekerasan anak maupun perkawinan anak.
“Saya ingin menjadi teman sebaya yang bisa dijadikan tempat untuk berkonsultasi,” ungkap Cheryl.