"Sekitar tiga puluhan kapal pulang bersamaan per hari. Jadi ikan tumplek blek,” ucap Herry.
Jika harga ikan di Pantura Jawa anjlok, sambung Herry, yang sangat terdampak adalah anak buah kapal. Sebab tidak mendapat hasil pembagian karena pendapatan tidak menutup perbekalan.
BACA JUGA: 1.000 Nelayan di Tegal Gelar Aksi Unjuk Rasa Pekan Depan, Ini Tuntutan yang Diperjuangkan
BACA JUGA: Pj Bupati Brebes Serahkan Bantuan Sarpras ke Nelayan
Kondisi ini dikhawatirkan ke depannya akan menyulitkan pemilik kapal dalam mencari anak buah kapal. Karenanya, Herry berharap harga ikan di Pantura Jawa, termasuk Kota Tegal, bisa kembali stabil.
Terpisah, Ketua DPRD Kusnendro menyampaikan analisa senada dengan Herry. Menurut Kusnendro, kondisi perekonomian masyarakat yang belum membaik menyebabkan penurunan konsumsi ikan.
Selain itu, juga karena pada saat tertentu kapal nelayan datang bersamaan, sementara daya beli masyarakat menurun. Sehingga mengakibatkan harga ikan di Pantura Jawa anjlok.
“Akibatnya sangat berpengaruh terhadap penurunan harga ikan,” terang Kusnendro.
BACA JUGA: Dua Kebakaran Terburuk di Kota Tegal, 6 Orang Tewas dan 63 Kapal Nelayan Hangus
BACA JUGA: Nelayan di Pantura Jawa Tengah Minta Kebijakan Penangkapan Ikan Terukur Diuji Coba, Ini Alasannya
Kusnendro mengungkapkan, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Pemerintah. Pertama, yaitu melakukan pengaturan banyaknya kapal saat bongkar ikan di pelabuhan.
Jangan sampai melebihan kapasitas daya beli konsumen. Kedua, meningkatkan penanganan pasca panen di laut dan cara bongkar ikan yang memenuhi standar.
“Itu agar kualitas ikan atau mutu ikan tetap baik, sehingga meningkatkan nilai jual ikan,” terang Kusnendro.
Ketiga, penyediaan tempat penampungan ikan atau cold storage yang memadai di saat hasil tangkapan melimpah. Keempat, sarana dan prasarana tempat pelelangan ikan perlu banyak perbaikan agar bongkar ikan lebih aman dan lancar.