Pabrik Gula yang didirikan pada tahun 1842 bersamaan dengan didirikanya Pabrik Gula Adiwerna di Ujungrusi, Kabupaten Tegal, oleh Otto Carel Holmberg yang bekerjasama dengan Perusahaan NV Mij tot Exploitatie der Suiker Onderneming, pabrik gula di Jatibarang termasuk dalam gula konsumsi dengan jenis proses sulfitasi.
Jalan lapangan pekerjaan bagi masyarakat
Pada awal produksinya, pabrik gula ini manjadi jalan terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat jatibarang dan sekitarnya, karena keberadaanya yang luas dan komoditas produksi gula yang sangat besar pada saat itu membuat Pabrik Gula Jatibarang memerlukan banyak karyawan.
BACA JUGA: Sejarah Desa Tuwel di Tegal, Kisah Mbah Rindik dan Ki Gede Sebayu yang Membangun Sarana Perairan
Sehingga pabrik gula di Jatibarang menggerakan mesin-mesinya menggunakan uap yang dihasilkan dari pemanasan air di stasiun ketel.
Karena produksi gulanya yang cukup besar setiap tahunnya, membuat pendirinya Otto Carel Holmberg, membangun dua pabrik gula lainya di Kabupaten Brebes yaitu Pabrik Gula Banjaratma dan Pabrik Gula Kersana dimana jalur kereta lori Pabrik Gula Jatibarang yang digunakan untuk mengakut tebu ini juga terhubung dengan dua pabrik gula tersebut.
Selain pabrik gula Jatibarang, disekitaran pabrik juga terdapat bangunan penting yaitu rumah Mbesaran.
Mbesaran berasal dari kata Besan-an yang artinya besar (rumah besar) sehingga masyarakat sekitarnya menyebutnya dengan nama Mbesaran.
BACA JUGA: Sejarah Stasiun Pertama di Brebes, Sudah Ada Sejak Abad ke-19 saat Masa Kolonial Belanda
Penutup
Sejarah pabrik gula di Jatibarang menjadi pabrik terbesar yang dibangun Belanda pada masa itu, dengan bersamaan dibangunnya pabrik gula yang berada di Adiwerna, sehingga produksi gula menjadi cukup besar setiap tahunnya dan jalan terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat Jatibarang kala itu. Semoga bermanfaat.