Mitos Candi Selogriyo Magelang, Sering Terdengar Gamelan pada Malam Ini

Rabu 05-06-2024,21:00 WIB
Reporter : Yanuar Eko Bahari
Editor : Teguh Mujiarto

MAGELANG,radartegal.id- Mitos Candi Selogriyo berada di Dukuh Campurejo, Desa Kembang Kuning, Kecamatan Windusari, Kabupaaten Magelang. tepatnya  di puncak Bukit Giyanti di lereng Gunung Sumbing.

Candi yang letaknya 35 km dari candi Borobudur ini memiliki peninggalan sejarah abad ke-8. Mitos Candi Selogriyo ini banyak dikunjungi para wisatawan local hingga asing yang ingin melihat peninggalan sejarah abad ke-8 tersebut.

Mitos Candi Selogriyo memiliki panorama yang terkenal menarik, konon katanya candi ini mengalamin keruntuhan pada tanggal  pada 31 Desember 1998 dan mengalami kerusakan hingga 80 persen kemudian Kembali dipugar pada tahun 2000 hingga 2005.

Mitos Candi Selogriyo konon katanya sezaman dengan Candi Dieng dan Candi Gedongsongo di lereng Gunung Ungaran.Berikut informasi lebih lengkap mengenai mitos Candi Selogriyo. Simak sampai selesai.

BACA JUGA: 6 Mitos Candi Cetho Jawa Tengah, Terdapat Patung Orang Sumeria yang Mencuri Perhatian

BACA JUGA: Mitos Candi Gedong Songo di Semarang, Versi Lain Rama vs Dasamuka Saat Merebutkan Dewi Shinta

Mitos-mitos Candi Selogriyo Magelang

                                          

Candi selogriyo  pendiriannya belum dapat dipastikan dengan pasti, gaya arsitektur candi selogriyo  ini seperti menunjukan bangunan pada abad ke-8, yang sejaman dengan Candi Dieng dan Candi Gedongsongo di lereng Gunung Ungaran. 

tak hanya dikenal dengan keindahan dan nilai sejarahnya saja, Candi Selogriyo juga dikelilingi oleh berbagai mitos dan cerita mistis yang telah menjadi bagian dari warisan budaya lokal. Meskipun beberapa mitos ini mungkin sudah tidak sepenuhnya dipercaya lagi, namun mereka masih mengandung nilai-nilai kearifan lokal yang berharga. 

Mitos Bunyi Gamelan

Mitos candi selogriyo yang sering dibicarakan adalah tentang bunyi gamelan yang terdengar di sekitar Candi Selogriyo. Konon, masyarakat setempat sering mendengar suara gamelan pada hari Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon. Ini tidaklah mengherankan karena candi ini dulunya juga digunakan untuk pertunjukan gamelan. 

Selain itu, tempat ini juga diyakini sebagai tempat berkumpulnya makhluk halus atau sebagai tempat meditasi bagi orang-orang tertentu.

BACA JUGA: Kisah 25 Candi Yang Menjadi Asal-usul Kota Slawi, Konon Disediakan untuk Para Perjaka

BACA JUGA: Mengenal Desa Selapura Tegal, Tempat Wisata Edukasi dengan Sejarah Candi yang Unik

Kategori :