BREBES, radartegal.id- Mitos Waduk Malahayu yang berbeda di Kabupaten Brebes tepatnya Desa Malahayu kecamatan Banjarharjo dikenal dengan destinasi wisata air yang menarik pengunjung terus berdatangan, karena keindahan yang milikinya.
Waduk Malahayu Brebes yang konon memiliki beragam mitos ini berada di tiga desa yang saling berbatasan, yaitu Desa Malahayu dengan Desa Cipajang dan Desa Penanggepan.
Mitos Waduk Malahayu yang berada Brebes konon katanya termasuk destinasi wisata air legendaris peninggalan dari kolonial yang di bangun pada era pemerintahan Hindia Belanda.
Ingin tau lebih lanjut mengenai mitos Waduk Malahayu kabupaten Brebes? berikut informasi selengkapnya. Simak sampai selesai.
BACA JUGA: Ki Adem dan Nyi Ayem Jadi Maskot Pilkada Brebes, Jingle Baru Ikut Diluncurkan
BACA JUGA: Hati-hati Saat Lewat di Tengah Malam! Ini Misteri Jalingkut Tegal Brebes yang Konon Sering Memakan Korban
Mitos Waduk Malahayu Kabupaten Brebes
Waduk Malahayu selain di kenal dengan pesona alam yang indah, sejuk dan memiliki fasilitas wisata air dan udara yang segar, wisata ini juga menyimpan beberapa kisah mistis didalamnya.
Salah satu mitos waduk malahayu yaitu adanya keyakinan jika sepasang pengantin membasuh muka atau mandi di air waduk jodohnya akan abadi, dan adanya penunggu waduk berupa Ular Besar yang dikenal Si Buntung atau Untung.
Menurut cerita masyarakat setempat, di Malahayu terdapat ular siluman raksasa yang hingga kini sewaktu-waktu masih muncul. Ular Besar penunggu waduk malahayu itu dikenal dengan nama Si Buntung.
Menurut salah satu warga setempat ular yang diberi nama Untung itu awalnya sempat dipelihara oleh seorang petani pada zaman dahulu yaitu Ki Jaminar. Saat mencangkul di sawah, tidak sengaja Ki Jaminar cangkulnya mengenai ekor ular hingga putus ekornya, orang Malahayu, menyebutnya Si Buntung.
BACA JUGA: Sejarah dan Misteri Gunung Sagara Brebes, Masyarat Meyakini Terdapat Jendela Neraka
BACA JUGA: 5 Mitos Bayi Terlilit Tali Pusar, Benarkah Banyak Kesialan yang Akan Menimpanya di Masa Depan?
“Karena kasihan, Ki Jaminar membawanya ke rumah untuk dirawat dan dipelihara. Namun, lama kelamaan ular itu semakin besar, sehingga rumah Ki Jaminar tak bisa menampungnya. Kemudian Ular Besar yang dijuluki Si Buntung itu dipindahkan ke Waduk Malahayu,” kata salah satu warga setempat.