RADAR TEGAL - Sebagai pengguna kendaraan, kita sering dihadapkan dengan berbagai pilihan jenis bensin di SPBU. Salah satu faktor yang membedakannya adalah nilai oktannya, yang menunjukkan kemampuan bensin untuk menahan tekanan sebelum terbakar secara spontan, namun menjadi masalah bila kita menggunakan bensin tidak sesuai oktan.
Nilai oktan yang lebih tinggi menunjukkan ketahanan yang lebih baik terhadap kompresi tinggi, sehingga menghasilkan pembakaran yang lebih efisien dan bertenaga. Pemakaian bensin tidak sesuai oktan dapat menghalangi tujuan tersebut.
Banyak dari kita yang masih mengabaikan risiko penggunaan bensin tidak sesuai oktan. Anggapan bahwa bensin dengan oktan lebih tinggi selalu lebih baik, atau bahwa menggunakan bensin oktan rendah untuk menghemat biaya tidak akan membawa dampak serius, merupakan kesalahpahaman yang dapat berakibat fatal bagi kendaraan Anda.
Mari kita telusuri lebih dalam risiko-risiko tersembunyi yang mengintai di balik penggunaan bensin tidak sesuai oktan, simak ualasannya berikut ini sampai selesai.
BACA JUGA: 4 Risiko Campur BBM Pertamax dan Pertalite, Bikin Motor Bisa Cepat Rusak
1. Knocking yang mengganggu hingga tenaga yang loyo
Ketika Anda menggunakan bensin dengan oktan lebih rendah dari yang direkomendasikan, proses pembakaran di dalam mesin tidak akan berlangsung optimal. Hal ini dapat menyebabkan knocking, suara ketukan logam yang mengganggu pada mesin. Knocking terjadi ketika bensin terbakar secara spontan sebelum waktunya akibat tekanan kompresi yang tinggi.
Lebih dari sekadar suara yang mengganggu, knocking dapat menyebabkan berbagai efek negatif pada performa mesin. Tenaga mesin akan terasa loyo, akselerasi menjadi lambat, dan responsif gas yang menurun. Performa mesin yang terhambat ini tentu akan memberikan pengalaman berkendara yang tidak menyenangkan dan dapat mengganggu aktivitas Anda.
2. Mesin yang menua sebelum waktunya
Knocking yang dibiarkan dalam jangka panjang dapat menjadi bom waktu bagi mesin Anda. Getaran dan panas yang dihasilkan dari knocking dapat menyebabkan kerusakan serius pada komponen-komponen vital mesin. Piston dan dinding silinder dapat terluka, klep dan kepala silinder dapat aus, dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada crankshaft.
Perbaikan kerusakan akibat knocking membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Biaya servis dan penggantian komponen mesin yang rusak dapat menguras dompet Anda dan membuat Anda frustrasi. Mengganti bensin dengan oktan yang tepat sejak awal merupakan langkah preventif yang jauh lebih hemat dan bijaksana.
BACA JUGA: Review Toyota Raize 2024, Harga Cuma 200 Jutaan Tapi Klaim Fitur Super Canggih, Layak Dibeli Gak Ya?
3. Borosnya bahan bakar
Pembakaran yang tidak sempurna akibat penggunaan bensin oktan rendah juga berefek domino pada konsumsi bahan bakar. Mesin membutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk menghasilkan tenaga yang sama. Hal ini tentu saja akan membuat Anda lebih sering mengunjungi SPBU dan mengeluarkan lebih banyak uang untuk mengisi bahan bakar.
Lebih dari itu, pembakaran yang tidak sempurna menghasilkan emisi gas buang yang lebih banyak dan berbahaya, seperti karbon monoksida dan nitrogen oksida. Emisi gas buang ini tidak hanya membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan, tetapi juga memperparah masalah polusi udara yang sudah menjadi isu global.