RADAR TEGAL - Mitos Gunung Marapi di Sumbar telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Sumatera Barat. Diceritakan bahwa gunung yang megah ini adalah tempat tinggal bagi roh-roh gunung yang menjaga kelestarian alam sekitarnya.
Namun, di balik keindahan dan mistisnya, mitos Gunung Marapi di Sumbar juga mengandung kisah-kisah yang memukau tentang petualangan pahlawan lokal dan keberanian para penjelajah. Legenda tentang Gunung Marapi tidak hanya memikat masyarakat lokal, tetapi juga menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang ingin menyelami kekayaan budaya dan alam Sumatera Barat.
Seiring dengan berkembangnya zaman, mitos Gunung Marapi di Sumbar tetap melekat erat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Cerita-cerita tentang keajaiban alam dan petualangan menarik di sekitar gunung ini terus diperbincangkan dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Dengan pesona dan kekuatannya, Gunung Marapi terus menjadi sumber inspirasi bagi kreativitas dan keberanian dalam kehidupan sehari-hari.
BACA JUGA: 3 Mitos Gunung Sagara yang Melegenda, Selimut Mistis tentang Kekayaan dan Gerbang Menilik Neraka
Legenda Gunung Marapi di Sumatra Barat
Gunung Marapi, yang menjulang tinggi di Sumatera Barat, tak hanya terkenal dengan keindahan alamnya yang memesona, tetapi juga menyimpan segudang mitos dan legenda yang telah diwariskan turun-temurun. Bagi masyarakat Minangkabau, gunung ini bukan sekadar gunung biasa, melainkan gunung yang dihormati dan dianggap keramat.
Salah satu mitos yang terkenal adalah tentang asal-usul masyarakat Minangkabau. Konon, nenek moyang mereka berasal dari langit dan turun ke bumi di puncak Gunung Marapi.
Dari sana, mereka kemudian menyebar ke seluruh penjuru Minangkabau. Mitos ini dikaitkan dengan keberadaan batu Malin Kundang, sebuah batu besar yang menyerupai kapal di kaki gunung.
Legenda Malin Kundang sendiri menceritakan tentang seorang anak durhaka yang dikutuk menjadi batu oleh ibunya.
BACA JUGA: Mitos Gunung Merapi yang Masih Jarang Diketahui, Salah Satunya Soal Makam Mbah Maridjan
Selain mitos tentang asal-usul, Gunung Marapi juga dikaitkan dengan berbagai legenda lainnya. Salah satunya adalah legenda tentang Harimau Kumbang, seekor harimau jadi-jadian yang menjaga gunung tersebut. Konon, Harimau Kumbang ini sering menampakkan diri kepada pendaki yang tidak sopan atau tidak menghormati gunung.
Namun, di balik berbagai mitos dan legenda tersebut, Gunung Marapi juga menyimpan realitas yang tak kalah menarik. Gunung ini merupakan gunung berapi aktif yang telah meletus berkali-kali.
Letusan terakhirnya terjadi pada tahun 2023, yang menyebabkan kerusakan cukup parah di beberapa daerah di sekitarnya.
Bagi masyarakat Minangkabau, Gunung Marapi bukan hanya gunung biasa, tetapi juga merupakan simbol budaya dan identitas. Gunung ini dihormati dan dijaga kelestariannya.