RADAR TEGAL - Waduk Cacaban Tegal, sebuah perwujudan harmoni alam, memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat lokal. Terletak di tengah hijaunya pegunungan, waduk ini bukan hanya sumber air vital, tetapi juga destinasi wisata yang menawan.
Menjelajahi sejarah Waduk Cacaban Tegal membawa kita pada perjalanan yang mengagumkan. Dibangun dengan perhatian terhadap detil, waduk ini menjadi simbol kolaborasi antara manusia dan alam.
Waduk Cacaban Tegal bukan hanya destinasi pariwisata, melainkan juga saksi bisu perubahan zaman. Melalui airnya yang tenang, waduk ini menyimpan kisah-kisah masa lalu dan menghadirkan nostalgia akan perjalanan panjang kota ini.
Dengan kehadirannya yang megah, waduk Cacaban Tegal ini bukan sekadar bagian dari pemandangan, tetapi sebuah cerita hidup yang terus berkembang dan memberi makna bagi masyarakat setempat.
BACA JUGA: Bandara di Tegal Kok Tidak Ada? Ternyata Ini Alasan Logisnya
Waduk Cacaban Dulunya Sebuah Desa?
Waduk Cacaban, yang terletak di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, menyimpan sejarah panjang dan menarik. Di balik keindahannya, waduk ini dulunya merupakan sebuah desa yang bernama Cacaban.
Desa Cacaban dihuni oleh masyarakat yang ramah dan bersahabat. Mereka hidup dengan bertani dan berternak, memanfaatkan kesuburan tanah di sekitar desa. Namun, kehidupan mereka berubah drastis pada tahun 1980-an.
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk membangun waduk di wilayah tersebut untuk mengatasi kekeringan dan meningkatkan irigasi di area persawahan. Pembangunan waduk ini menelan korban, yaitu Desa Cacaban beserta seluruh isinya harus ditenggelamkan.
Sejarah di Balik Waduk Cacaban
Gagasan pembangunan Waduk Cacaban Tegal sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, tepatnya pada tahun 1914. Namun, baru pada tahun 1974 proyek ini mulai dikerjakan. Proses pembangunannya memakan waktu cukup lama, yaitu selama 10 tahun.
BACA JUGA: Mengejutkan! Ternyata Ada Status Tanah di Guci dan Cacaban Kabupaten Tegal yang Tidak Bertuan
Pada tanggal 14 Januari 1984, Waduk Cacaban akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto. Waduk ini memiliki luas genangan mencapai 568 hektar dan mampu menampung air hingga 24,5 juta meter kubik.
Dampak Pembangunan Waduk Cacaban
Pembangunan Waduk Cacaban membawa dampak positif dan negatif bagi masyarakat sekitar. Di satu sisi, waduk ini membantu mengatasi kekeringan dan meningkatkan hasil panen padi.