RADAR TEGAL- Dianggarkan Rp1,6 miliar dari APBD Kabupaten Tegal, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal menggelar pelatihan usaha ekonomi produktif bagi warganya. Kegiatan tersebut merupakan salah satu langkah untuk mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Tegal.
Dinas Sosial menyiapkan pelatihan usaha ekonomi produktif dengan membidik warga miskin atau P3KE (Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem). Hal ini seperti diungkap Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tegal Iwan Kurniawan melalui Kabid Perlindungan Jaminan Sosial dan Kebencanaan Nur Ariful Hakim.
Menurutnya, dengan dukungan anggaran APBD II, program pelatihan usaha ekonomi produktif ini menyasar 25 desa yang ada di 5 kecamatan. Masing-masing Lebaksiu, Balapulang, Bojong, Bumijawa,dan Jatinegara.
Dia mengakui jika, pelatihan usaha ekonomi produktif ini ditopang dana APBD II senilai Rp1,6 miliar. Hal ini merupakan program perdana.
BACA JUGA:Pelaku UMKM di Brebes Diberi Pelatihan Kemasan Produk
Dari anggaran yang ada tersebut, nantinya selain untuk menunjang pelatihan usaha ekonomi produktif juga akan diperuntukkan pengadaan bahan untuk usaha kelompok penerima manfaat.
"Program tersebut bisa dibilang baru tahun ini digulirkan. Efektif program dijalankan dua bulan, yakni Oktober hingga November," terangnya, Rabu 25 Oktober 2023.
Dia berharap, melalui program pelatihan usaha ekonomi produktif ini, kelompok penerima manfaat bisa memiliki usaha sehingga mendapatkan penghasilan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Harapannya, warga miskin bisa berdaya dari usaha yang dijalankan untuk mendapatkan penghasilan dan meningkatkan taraf kesejahteraan hidupnya.
BACA JUGA:Ubah Limbah Dapur Jadi Cairan Bermanfaat, Ibu Rumah Tangga di Brebes Ikut Pelatihan Eco Enzyme
Hakim juga menegaskan, pasca pelatihan usaha ekonomi produktif, pendamping juga terus melakukan tugasnya untuk melakukan pembinaan, dan pemantauan hingga pendampingan sampai di tingkat keberhasilan masing-masing kelompok penerima manfaat.
"Dipastikan kelompok penerima manfaat bisa mandiri dalam menjalankan usahanya. Dan di tahun 2024 mendatang program ini masih ada rencana dilanjutkan dengan anggaran sebesar Rp600 juta," jelasnya.
Bentuk pelatihan masing-masing tata boga yang akan digelar selama 4 hari. Menjahit selama 15 hari, dan ternak selama 1 hari.
Hakim menyatakan, tercatat total ada 298 orang yang terjaring mengikuti pelatihan ini, yang diambil dari hasil assesment pendamping sosial.
"Setelah merampungkan pelatihan direncanakan mereka akan mendapatkan modal usaha ekonomi produktif berupa barang. Untuk kegiatan ini kami juga terjunkan 25 pendamping sosial dari PKH," tandasnya. (*)