RADAR TEGAL - Mengungkap mitos larangan makan lele di Lamongan yang masih dipercayai masyarakat sekitar sampai sekarang.
Melalui artikel ini, kita akan mengulas mitos larangan makan lele di Lamongan, mengapa hal tersebut tidak boleh dilanggar.
Bagaimana awal mula mitos larangan makan lele di Lamongan ini? Mari simak dan telusuri bersama ulasan yang telah kami rangkum.
Anda mungkin familiar dengan pecel lele, hidangan lezat yang menjadi favorit di warung sambal khas Lamongan.
Akan tetapi, terdapat fakta menarik di beberapa wilayah Lamongan di mana masyarakatnya dilarang keras untuk menikmati ikan lele.
BACA JUGA:6 Tanaman yang Ampuh Menangkal Santet dan Ilmu Hitam, Fakta atau Mitos?
Larangan ini bukanlah akibat kepercayaan akan ketidakbersihan daging lele atau alasan jelas lainnya yang dapat diterima akal.
Tetapi, larangan ini sesungguhnya didasarkan pada mitos atau cerita turun-temurun yang mengandung nuansa magis.
Awal mulas mitos larangan makan lele di Lamongan
Cerita ini berawal dari kisah hilangnya keris sakti milik Sunan Gresik. Menurut legenda yang terus berlanjut, ternyata keris Sunan Gresik tersebut dicuri oleh seorang perempuan bernama Mbok Rondho.
Mbok Rondho sendiri diceritakan sebagai sosok yang memiliki kekuatan magis dan dihormati oleh banyak pengikutnya.
Dalam usahanya untuk mengembalikan keris yang hilang, Sunan Gresik mengirim Boyopati, salah satu prajurit terbaiknya, untuk mencari dan mengambil kembali keris tersebut.
BACA JUGA:10 Mitos Jawa yang Masih Kuat dan Dipercaya Kebenarannya hingga Sekarang, Simak Selengkapnya!
Boyopati, yang mengetahui bahwa rumah Mbok Rondho dijaga oleh pengawal yang tangguh, memutuskan untuk mengambil keris secara diam-diam.
Tak lama setelah berhasil mengambil kembali keris milik Sunan Gresik, tindakan Boyopati terbongkar oleh pengawal Mbok Rondho.
Dia pun berlari secepat mungkin, menyadari bahwa akan terkejar jika terus melarikan diri. Akhirnya, Boyopati memilih untuk bersembunyi di sebuah telaga yang dipenuhi oleh ikan lele.
Di tempat persembunyiannya, Boyopati mengadakan perjanjian dengan entitas supranatural. Dalam perjanjian itu, Boyopati berjanji bahwa dirinya beserta keturunannya tidak akan pernah menyantap daging ikan lele.
Konsekuensinya, siapapun yang melanggar janji tersebut akan mendapatkan kutukan atau musibah yang menimpa mereka.
BACA JUGA:Mitos Pesugihan Babi Ngepet dan Sejarah Kemunculannya Sejak Jaman Penjajahan Belanda
Meski kisah ini hanya bersifat mitos, tak dapat dipungkiri bahwa hingga kini masih ada masyarakat yang percaya akan kebenaran larangan tersebut, dan mereka mematuhinya dengan ketat.
Mitos ini telah menjiwai budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Lamongan, mempengaruhi kebiasaan dan pandangan mereka terhadap ikan lele.
Walaupun bisa jadi cerita ini hanyalah kisah lisan, dampaknya terhadap perilaku dan kebiasaan masyarakat tetap terasa kuat.
Sebagai sebuah cerita yang terus diturunkan dari generasi ke generasi, mitos larangan makan lele di Lamongan tetap menjadi bagian dari warisan budaya yang menghidupkan warna lokalitas kota tersebut.
Demikian mitos larangan makan lele di Lamongan yang telah kami rangkum, semoga bermanfaat. (*)