Itulah sebabnya, setiap Muslim harus berusaha sekuat tenaga untuk menghindari utang.Tetapi jika sudah terlanjur memiliki utang, ada baiknya segera melunasinya.
Karena membayar utang hukumnya wajib. Bahkan jika seorang muslim punya utang kemudian tiba-tiba meninggal, ujar Ustaz Adi Hidayat, Nabi Muhammad SAW adalah di antara yang paling enggan menshalatkan jenazahnya.
“Beliau katakan silakan saudaranya atau yang lain yang menshalatkan. Saya belum bisa menshalatkan,” tambah Ustaz Adi Hidayat terkait kewajiban membayar utang supaya terbebas dari teror DC pinjol legal dan ilegal.
Hal tersebut tercantum dalam hadits berikut ini. Dari Salamah bin Al-Akwa’ رَضِي اللَّهُ عَنْهُ berkata: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ بِجَنَازَةٍ لِيُصَلِّيَ عَلَيْهَا، فَقَالَ: «هَلْ عَلَيْهِ مِنْ دَيْنٍ؟» ، قَالُوا: لاَ، فَصَلَّى عَلَيْهِ، ثُمَّ أُتِيَ بِجَنَازَةٍ أُخْرَى، فَقَالَ: «هَلْ عَلَيْهِ مِنْ دَيْنٍ؟» ، قَالُوا: نَعَمْ، قَالَ: «صَلُّوا عَلَى صَاحِبِكُمْ» ، قَالَ: أَبُو قَتَادَةَ عَلَيَّ دَيْنُهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَصَلَّى عَلَيْهِ
Bahwa Nabi ﷺ dihadirkan kepada beliau satu orang jenazah agar disalatkan. Maka, beliau bertanya, “Apakah orang ini punya utang?” Mereka berkata, “Tidak.” Maka, beliau pun menshalatkan jenazah tersebut.
Kemudian didatangkan lagi jenazah lain kepada beliau, maka beliau bertanya kembali, “Apakah orang ini punya utang?” Mereka menjawab, “Ya.” Maka beliau bersabda, “Shalatilah saudaramu ini.” Abu Qatadah berkata, “Biar nanti aku yang menanggung utangnya. ”
Maka Beliau ﷺ pun menshalatkan jenazah tersebut. HR. Al-Bukhari No.2295. Demikian amalan doa dahsyar supaya terbebas dari utang dan teror DC pinjol legal dan ilegal. (*)