Menurut Chanif, kondisi Ansor dan Banser, tidak hanya sedang "sakit". Namun juga sedang tidak stabil.
BACA JUGA:Silaturahmi Alumni GP Ansor dan Banser Ricuh di Surabaya dan Terpaksa Dibubarkan
BACA JUGA:Geger Manusia Nikahi Kambing, GP Ansor dan Banser Lakukan Hal Ini
Chanif menduga, badan otonom PCNU ini sedang dikendalikan oleh seorang tokoh politik yang bukan merupakan anggota maupun kader Ansor.
Dengan hadirnya sosok politik itu, Chanif khawatir akan memperburuk citra Ansor dan Banser di Kabupaten Tegal.
"Ini jelas akan bertambah buruk bagi perkembangan organisasi yang akan datang," ucapnya.
Menurut ketua Caretaker PAC GP Ansor Kecamatan Adiwerna ini, mestinya Ansor bersifat netral dan mandiri. Harus menolak jika dikendalikan oleh orang-orang di luar lingkaran Ansor maupun Banser.
BACA JUGA:@GusNadjb Bukan Anggota Ansor, Ketua GP Ansor: Kami Akan Bongkar Siapa di Balik Akun Tersebut
BACA JUGA:Perintahkan Ansor Hadapi Eks HTI dan FPI, Gus Yaqut: Mereka Masih Berkelindan
Namun yang terjadi saat ini, sepertinya ada penggiringan massa kepada kader-kader Ansor untuk memenangkan salah seorang calon anggota legislatif (caleg).
Bahkan, ada pula yang membentuk laskar-laskar untuk mendukung caleg tersebut. Chanif juga kecewa ketika ada polemik mobil operasional PCNU Kabupaten Tegal yang ditarik lagi oleh anggota DPR RI selaku pemberi mobil tersebut.
"Intinya, ini ada indikasi politisasi di Ansor. Menurut saya, ini sebuah politik identitas, yang mana pesan dari Ketum GP Ansor bahwa kita harus melawan politik identitas," tegas Chanif.
BACA JUGA:Disinyalir Masih Terus Bergerak, Gus Yaqut Minta GP Ansor Ikut Hadapi Mantan HTI dan FPI
BACA JUGA:Orasi Kebangsaan di Kemah Bhakti GP Ansor Wonosobo, Ganjar Ingatkan Sejarah Besar Ansor
Kendati dirinya secara jantan mundur dari struktur, pihaknya tidak memprovokasi pengurus maupun anggota lainnya.
"Ini murni dari hati nurani kami masing-masing. Jadi kami tidak mengajak lainnya. Kebetulan kami ini memiliki persepsi yang sama, pandangan yang sama," ucapnya.