Lebih jauh Zaenal mengungkapkan, musim kemarau tahun ini juga jadi faktor jarangnya petani tanam tembakau.
BACA JUGA:Warga Semarang Sulap Talas Jadi Pengganti Tembakau, Tembus Pasaran Australia
BACA JUGA:Meski Curah Hujan Masih Tinggi, Petani di Lereng Sindoro Mulai Semai Tembakau
Dengan jumlah produksi yang menurun, maka harga pun jadi lebih mahal.
"Di lereng Gunung Slamet tepatnya di Kecamatan Pulosari, beberapa desanya menjadi sentra tembakau. Tembakau hasil bumi Pulosari, langsung dibawa oleh pelanggan dari luar kota seperti Temanggung dan Wonosobo," terangnya.
Zaenal tak menampik bila menanam tembakau mengalami pasang surut keuntungan.
Namun sudah sejak dulu petani mengandalkan hasil pertanian tembakau sebagai ladang penghasilan.
BACA JUGA:Apresiasi Kenaikan Tarif Cukai Hasil Tembakau, YLKI: Masih Lebih Murah Dibandingkan Negara Lain
BACA JUGA:1.052 Buruh Tembakau Dapat Bantuan Langsung Tunai yang Disalurkan Pemkab Tegal
Tanah pegunungan yang cocok untuk tembakau, membuat masyarakat bertani tembakau.
"Semoga pada panen berikutnya,kualitas tembakau bisa lebih baik dan terus meningkat," ucap Basir, petani tembakau lainnya. *