RADAR TEGAL - Waktu maghrib memang mempunyai beberapa mitos. Mulai dari dilarang keluar dan lainnya yang mungkin sudah kalian ketahui.
Bahkan setiap daerah pastinya punya mitos atau suatu kepercayaan yang lahir dari nenek moyang. Salah satunya adalah mitos larangan jelang datangnya waktu maghrib.
Terbenamnya matahari hingga bergantinya waktu menjadi malam itu memang mempunyai banyak mitos. Oleh akrena itu kami akan membagikan 3 mitos larangan jelang waktu maghrib.
Berikut 3 mitos larangan jelang waktu maghrib yang harus kalian ketahui.
3 mitos larangan jelang waktu maghrib
1. Dilarang Tidur Menjelang Waktu Maghrib.
Nenek moyang kita, ataupun orang tua pasti akan melarang tidur menjelang waktu Magrib. Menurutnya, bila hal itu dilakukan maka kita yang melakukannya bakal terkena sial, atau dipercaya juga akan terjadi sesuatu yang tidak baik bagi tubuh kita.
Sementara berdasarkan medis juga menyebutkan jika kita tidur di waktu memasuki waktu magrib ini, ternyata berbahaya bagi kesehatan fisik dan psikologi tubuh. Pasalnya, tidur jelang waktu magrib akan menimbulkan perbedaan persepsi kondisi di alam mimpi dan lingkungan sekitar, yang menyebabkan kebingungan ataupun linglung ketika kita telah terbangun.
2. Dilarang Keluar Rumah saat Maghrib.
Mitos ataupun larangan ini, ternyata hingga kini masih dipercaya oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya bagi masyarakat Sunda dan Jawa.
Di kepercayaan Sunda, jika keluar ketika waktu magrib, pasti dikenal dengan larangan “Ntong kaluar bisi kulit katincak” (awas jangan keluar nanti kulit kaki terinjak), mitos itu merupakan sebuah larangan di tanah Sunda, khususnya orang tua kepada anaknya.
Larangan itu dilakukan, karena orang jaman dulu waktu menjelang magrib adalah waktu yang tidak baik untuk melakukan aktivitas.
Bahkan, dipercaya waktu tersebut merupakan waktu keluarnya mahluk halus. Tak hanya itu, waktu tersebut juga dipercaya jika
anak-anak masih di luar rumah, maka akan diculik hantu atau kalong wewe.
Mitos itu, pastinya akan membuat mu merinding. Namun, hingga kini Mitos ini masih dipercaya sebagian besar masyarakat, khususnya yang berada di perkampungan ataupun pedesaan. Wallahu alam.